Ternate, 21/9 (Antaranews Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut) meminta BUMD Aman Mandiri memahami pola pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasana di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di daerah itu.

"Sebab DKP Tikep telah bekerja sama dengan salah satu pengusaha ikan yang telah menampung 13 ton ikan hanya dalam waktu dua hari, dan ini harus dipahami pengelolaannya oleh BUMD," kata Kepala DKP Tikep Hamid Abdul Latif dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat.

Dia mengatakan, 13 ton ikan tersebut akan disiapkan untuk para pedagang ikan di Tidore apabila terjadi paceklik dan sebagiannya akan diekspor ke Pulau Jawa melalui Koperasi Perikanan untuk mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"BUMD bilang kami tidak memahami pengelolaan Cool Storage (Mesin Pendingin) bahkan Cool Storage punya kami tidak akan mampu menampung ikan sebanyak 80 Ton, sementara saat ini kami sudah menyiapkan stok ikan yang mencapai 13 Ton, saya tidak terlalu banyak berharap kepada BUMD Aman Mandiri, mereka harus profesional," ujarnya.

Menurut Hamid, BUMD Aman Mandiri tidak mempunyai SDM di bagian pengelolaan ikan, dan perlu dipertanyakan sudah berapa banyak orang di perusahaan itu yang telah dikirim sekolah keluar daerah seperti Bitung untuk belajar pengelolaan ikan secara baik.

"Mereka suruh saya siapkan rak yang banyak, tapi sampai sekarang mereka tidak ada satupun yang disekolahkan untuk belajar soal ini, lalu bagaimana kita bisa mengaharapkan pengelolaan ikan itu bisa lebih baik," ujarnya.

Untuk itu pihaknya berharap ke depan mengenai masalah ikan, tidak perlu dikelola oleh Perusda biarkan mereka fokus saja soal pertanian.

Dalam kesempatan ini juga, Hamid membeberkan pengelolaan tekhnis yang sebelumnya dipersoalkan BUMD Aman Mandiri.

Menurut Kadis DKP, penampungan ikan dalam Cool Storage tidak perlu menggunakan rak atau keranjang, sebab akan merusak Cool Storage. Lagi pula ikan sebelum masuk ke dalam Cool Storage terlebih dahulu dilakukan pembekuan di dalam mesin pembeku ikan yang Air Blast Freezer (ABF) agar tidak mudah busuk, tetapi pihak BUMD justeru tidak melakukan hal ini.

"Ikan itu kalau sudah dibekukan, tinggal dimasukan ke dalam plastik kemudian disusun sehingga tidak merusak Cool Storage, tetapi kalau dimasukan dengan menggunakan keranjang tanpa melalui ABF maka itu akan merusak Cool Storage dan membuat ikan dengan mudah busuk," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018