Ternate, 26/9 (Antaranews Maluku) - Para pedagang kebutuhan pokok dari sejumlah wilayah kepulauan di Maluku Utara (Malut) yang selama ini membeli stok di Kota Ternate mengharapkan adanya angkutan laut yang memadai dan murah.

"Kami tidak mungkin menjual kebutuhan pokok kepada konsumen di wilayah kepulauan dengan harga murah, kalau ongkos angkutnya dari Ternate mahal," kata salah seorang pedagang kebutuhan pokok dari Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Hamis di Ternate, Selasa.

Para pedagang kebutuhan pokok ketika mengangkut kebutuhan pokok dari Ternate ke Gane Barat dan wilayah kepulauan lainnya di Malut, harus mengeluarkan biaya besar karena kapal yang digunakan adalah kapal rakyat yang penetapan ongkos angkut barang ditentukan sendiri oleh pemilik kapal.

Menurut dia, pemerintah daerah perlu mengupayakan adanya kapal perintis yang bisa dimanfaatkan pedagang kebutuhan pokok untuk mengangkut kebutuhan pokok dari Ternate ke wilayah kepulauan, karena biasanya biaya angkut di kapal perintis lebih murah.

Selain itu, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan pemberian subsidi kepada kapal rakyat yang mengangkut kebutuhan pokok dari Ternate ke wilayah kepulauan, sehingga mereka tidak memasang ongkos angkut yang mahal seperti saat ini.

Ia mengatakan, kebijakan pemerintah pusat yang menyediakan kapal tol laut dari Surabaya dan Makassar ke kabupaten/kota di Malut memang sangat membantu mengurangi biaya angkut barang, termasuk kebutuhan pokok dari kedua daerah itu.

Tetapi dampaknya terhadap harga barang dan kebutuhan pokok di wilayah kepulauan yang jauh dari titik yang disinggahi kapal tol laut tersebut, tidak terasa karena untuk mengangkutnya ke wilayah kepulauan menggunakan kapal rakyat tetap mahal.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Malut, Ismail mengatakan, Pemprov Malut dan pemerintah/kota di daerah ini sudah memperogramkan penyediaan angkutan barang dan kebutuhan pokok yang murah ke wilayah kepulauan, di antaranya pembukaan rute pelayaran kapal feri.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018