Ternate, 23/11 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) diminta mengembangkan mina wisata untuk menarik minat wisatawan ke daerah itu, sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan.

"Banyak wilayah di Tidore Kepulauan yang potensial dijadikan lokasi pengembangan mina wisata," kata akademisi dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Mahmud Hasan di Ternate, Jumat.

Pulau Maitara dan Pulau Mare misalnya, perairan pantai kedua pulau itu cocok untuk pengembangan mina wisata dalam bentuk budidaya ikan kerapu atau kakap dengan pola jaring apung.

Menurut dia, kalau di Pulau Mare dan Pulau Maitara itu dikembangkan mina wisata, pasti banyak wisatawan yang akan tertarik berkunjung, karena selain berwisata, mereka bisa menikmati ikan segar dari hasil budidaya.

Selain itu, akan meningkatkan pendapatan masyarakat, tidak saja dari hasil budidaya ikan, tetapi juga dari usaha lainnya seperti warung ikan bakar, penjualan cinderamata, jasa transportasi dan akomodasi.

Pengembangan mina wisata seperti itu, kata Mahmud Hasan, sudah banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dan terbukti mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan dan tumbuhnya berbagai aktivitas usaha yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Pengembangan mina wisata itu sebaiknya ditangani sepenuhnya oleh masyarakat setempat dan kalau pun ada pelaku usaha dari luar yang mengelolanya harus bermitra dengan masyarakat setempat agar hasilnya tidak dibawa keluar.

Ia menambahkan, pengembangan desa wisata dapat dipadukan dengan pengembangan mina wisata pada desa yang sama, sehingga anggarannya bisa diperoleh dari dan desa dan dukungan dari APBD.

Pengembangan eko wisata di Tidore Kepulauan perlu pula diupayakan, khususnya eko wisata Taman Nasional Ake Tajawe Lolobata yang didalamnya ada burung endemik Malut, di antaranya burung bidadari.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018