Ternate, 15/1 (ANTARA News) - Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMKHP) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) mencatat, ekspor potensi perikanan Malut mengalami peningkatan terutama di lima negara tujuan ekspor.

Kepala BKIPMKHP Kota Ternate, Abdul Kadir di Ternate, Selasa, mengatakan, untuk volume ekspor produk ikan non hidup sejak tahun 2017 lalu Rp3,1 miliar dan hingga akhir 2018 untuk produk ikan Malut mencapai Rp18,5 miliar.

Hasil ekspor perikanan ini menggunakan maskapai Garuda Indonesia yang bersedia melakukan ekspor berbagai komoditi hasil perikanan Malut mulai dari Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, Amerika.

Komoditi hasil perikanan yang diekspor seperti jenis ikan tuna mencapai 26.000 kg, frozen yellowfin tuna 72,362 kg, jenis cakalang, tongkol dan kembung mencapai 61,480 kg yang telah diekspor ke lima negara tersebut.

Abdul Kadir mengatakan, untuk negara tujuan ekspor tertinggi berbagai jenis ikan berada di Negara Vietnam sebesar 286,485 kg, disusul Jepang 89.000 kg dan Amerika Serikat 26.000 kg.

"Kami mememiliki kewenangan untuk membuat sertifikasi hasil perikanan yang akan di ekspor ke berbagai negara, sehingga Malut harus memiliki industri perikanan untuk dikelola mulai dari mutu hingga kualitas ikan yang nantinya di ekspor," katanya.

Untuk mendukung pengembangan ekspor perikanan Malut, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Malut akan membangun sentra produksi perikanan untuk menjadikan Sofifi sebagai pusat pengembangan industri perikanan di Malut.

Kadis DKP Malut, Buyung Radiloen ketika dihubungi terpisa sebelumnya menyatakan, pihaknya akan membangun konektivitas di antara pusat-pusat produksi perikanan berbagai kabupaten/kota bisa tertampung di Sofifi, setelah itu dilakukan ekspor komoditi hasil perikanan milik nelayan tersebut.

Menurutnya, rencana pembangunan sentral pengembangan industri perikanan di ibukota provinsi itu untuk dapat menampung berbagai hasil perikanan terutama di enam kabupaten/kota di Pulau Halmahera.

Enam daerah itu adalah Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera selatan, dan Kota Tidore Kepulauan.

Buyung mengatakan, Pemprov Malut saat ini telah menyiapkan masterplan pembangunan sentral industri perikanan di Sofifi untuk dapat menampung hasil laut tersebut.

"DKP Malut cenderung mendorong Sofifi sebagai kawasan pengembangan industri perikanan, juga Morotai tetap sebagai pintu keluar produksi hasil perikanan dan ini karena Malut memiliki luas laut yang cukup besar, namun yang menjadi kendala kita adalah bagaimana membangun konektivitas antara kabupaten/kota di Provinsi ini," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019