Ternate, 17/1 (ANTARA News) - Manajemen PT PLN Regional Maluku-Papua menemui Pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) di Maluku Utara untuk membahas dampak polusi debu dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tidore pada warga Kelurahan Rum Balibunga.

"Kami temui Pemkot dan DPRD karena keluhan masyarakat Rum Balibunga tentang gangguan akibat polusi debu batu bara yang dihasilkan oleh PLTU Tidore," kata Direktur SDM PT PLN Muhammad Ali bersama Direktur Regional Maluku-Papua Ahmad Rofik di Tidore, Kamis.

Ia mengatakan perusahaan akan membangun paranet untuk menangkap debu batu bara serta menanam pohon bambu sepanjang pembatas pembangkit guna menekan polusi debu akibat operasi pembangkit pada akhir Januari hingga Februari.

Selain itu, menurut dia, PT PLN akan membuat Cold Shelter batu bara dengan sistem tertutup, dan menambah filter cerobong asap.

"PLN akan bekerja sama dengan Puskesmas setempat untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan karyawan PLTU yang terkena dampak dan akan melakukan kerja sama dengan pihak perguruan tinggi untuk melakukan kajian," katanya.

Ia menambahkan kalau upaya-upaya itu tidak membawa hasil signifikan, perusahaan akan mengusulkan pemindahan permukiman penduduk di sekitar pembangkit.

Wali Kota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim dan Ketua DPRD Anas Ali meminta PT PLN segera merealisasikan rencana penanganan polusi PLTU yang sudah disampaikan ke pemerintah kota.

Kalau perusahaan tidak juga menangani dampak operasi PLTU tersebut, pemerintah kota dan DPRD akan membawa masalah itu ke DPR.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019