Ambon, 19/2 (ANTARA News) - Ibu Negara, Iriana Joko Widodo melakoni peran sebagai penjual narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), saat simulasi dadakan dan sosialisasi bahaya narkoba bersama sekitar 1.000 siswa Sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Ambon, Selasa.

Ibu Iriana yang baru tiba di bandara internasional Pattimura Ambon, langsung menuju Gedung Islamic Center di kawasan Talake untuk bertemu para siswa SD dan SMP yang telah menunggu sejak pagi sambil mengikuti sosialisasi tentang bahaya narkoba, pornografi, berita bohong (hoaks), bullying serta peduli kebersihan dan lingkungan hidup.

Saat bertemu, Ibu negara sempat bercengkrama dan berdialog singkat dengan para siswa untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang narkoba dan dampaknya, seusai mereka mengikuti sosialisasi yang dilakukan sejak pagi.

Bahkan suasana dialog yang dipandi istri Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, Nora Tristyana tersebut sempat menjadi agak riuh karena para siswa saling berebutan saat ibu Iriana meminta lima perwakilan siswa untuk maju ke depan untuk berdialog dan menjawab pertanyaan yang diajukannya.

Istri Presiden Joko Widodo tersebut kemudian memilih delapan siswa untuk maju untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukannya maupun oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidartas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), seputar ciri-ciri dan jenis narkoba maupun bahaya yang ditimbulkan.

Setelah menyelesaikan sesi tanya jawab, Ibu Negara kemudian mengajak delapan orang siswa tersebut untuk melakoni simulasi yang menggambarkan cara-cara peredaran narkoba di kalangan pelajar.

Dalam simulasi diceritakan para siswa desang bermain di halaman sekolah, dan kemudian didatangi seorang perempuan (diperankan ibu Iriana) yang belum dikenal dan menawarkan permen gratis kepada para siswa.

"Ade-ade ini ibu bawakan banyak permen untuk kalian. Gratis dan enak-enak loh, banyak warna dan bentuknya juga unik. Pasti menarik dan enak," ujar Ibu Iriana, meniru gaya para penjual narkoba.

Tawaran permen gratis yang dilakukan berulang kali itu tidak membuat para siswa tergiur untuk mendapatkannya. bahkan salah seorang siswa meminta maaf dan menyatakan tidak bisa menerima pemberian tersebut karena belum mengenalnya.

Ibu Iriana kemudian memperkenalkan namanya dan membujuk mereka, tetapi para siswa yang sedang asyik bermain tidak bergeming dengan tawaran tersebut.

"Maaf ibu kami tidak bisa menerima permen yang diberikan karena selain tidak mengenal ibu, kami juga takut jangan-jangan permennya mengandung zat berbahaya seperti narkoba dan akan membahayakan kami," ujar beberapa siswa.

Mendengar pernyataan tersebut, ibu Iriana kemudian mengakhiri simulasi dan "fragmen" singkat itu, seraya menegaskan, anak-anak di Ambon telah mengetahui dan mengenal akan bahaya narkoba bagi masa depan mereka, termasuk mengenal ciri-ciri para pedagang "barang haram" tersebut.

"Anak-anak di Ambon hebat semua karena tidak terpengaruh dengan pemberian atau tawaran gratis," tandasnya.

Dirinya mengingatkan para siswa untuk berhati-hati saat berada di lingkungan sekolah maupun tempat umum, terhadap orang tidak dikenal yang datang tiba-tiba dan menawarkan permen atau jajanan secara gratis.

"Jika menemukan orang-orang seperti itu, maka harus mencari pos polisi atau aparat terdekat untuk melaporkan, sehingga orangnya bisa diamankan dan diproses hukum," tegasnya.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019