Ternate, 2/3 (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, pada Februari 2019, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,24 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 139,03.

Kepala BPS Malut, Misfaruddin di Ternate, Sabtu, mengatakan, inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 0,52 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 3,61 persen dan kalau diurutkan Kota Ternate berada di urutan ke 41 dari kota yang mengalami deflasi.

Selain itu, dari 82 kota IHK, 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota mengalami deflasi dan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,98 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,11 persen.

Kota Ternate mengalami inflasi pada enam kelompok pengeluaran dan deflasi pada satu kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,77 persen dan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,52 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen.

"Sedangkan, berdasarkan hasil pemantauan BPS Malut pada pasar tradisional dan pasar modern di Kota Ternate, bulan Februari 2019 Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,24 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 139,36 pada Januari 2019 menjadi 139,03 pada Februari 2019. Pada Februari 2019, tingkat inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 0,52 persen dan tingkat inflasi Year on Year (Februari 2019 terhadap Februari 2018) sebesar 3,61 persen," ujarnya.

Bahkan, untuk enam kelompok pengeluaran dan deflasi pada satu kelompok pengeluaran, tercatat Kota Ternate mengalami inflasi pada enam kelompok pengeluaran dan deflasi pada satu kelompok pengeluaran. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,24 persen.

Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,52 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan dominan mempengaruhi deflasi pada Februari 2019 antara lain selar/tude, cakalang asap, tomat sayur, wortel, dan telur ayam," kata Misfaruddin.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019