Ambon, 4/3 (ANTARA) - Ratusan kilogram sampah dikumpulkan peserta aksi bersih sampah di Taman Wisata Alam (TWA) Laut Pulau Pombo, kabupaten Maluku Tengah.
Aksi bersih tesebut dilakukan peserta aksi bersih sampah di TWA laut pulau Pombo, dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tanggal 21 Februari 2019 dengan tema "Gerakan Indonesia Bersih: Kelola Sampah, Hidup Bersih, Sehat dan Bernilai", Senin.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, Mukhtar Amin Ahmadi menyatakan, TWA laut Pulau Pombo dipilih sebagai lokasi kegiatan karena selain merupakan destinasi wisata andalan di Provinsi Maluku yang cukup tinggi tingkat kunjungannya dan sampah merupakan permasalahan yang kompleks di Pulau Pombo.
"Sampah tidak hanya berasal dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab tapi juga dari luar yang terbawa arus," katanya.
Ia mengatakan, aksi bersih tersebut diikuti para siswa, komunitas pencinta lingkungan, FK3I Provinsi Maluku, serta UPT KLHK seperti BPKH, BPDAS, BPSKL, BPHP, dan Balai Gakkum, serta mitra Balai KSDA Maluku seperti Burung Indonesia serta Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Toisapu.
Peserta dibagi menjadi 10 kelompok berdasarkan sampah yang dikumpulkan seperi plastik kemasan (sachet), botol air kemasan ukuran 1 liter dan 600 ml, gelas plastik, minuman kemasan (kotak kertas), sandal dan karet, jerigen, sampah residu (kaleng dan kaca), sedotan, dan limbah B3 seperti popok sekali pakai, pembalut, dan bekas obat.
Total sampah yang berhasil dikumpulkan yaitu 639,7 kg dengan rincian botol plastik 135,kg, jerigen 97,6 kg,gelas plastik 175 kg, sandal 68 kg,botol kosmetik 6 kg, botol kaca 25 kg, plastik kresek 70,5 kg, streofoam 8,5 kg, kaleng 14,5 kg, Residu 30 kg, B3 5,1 kg, serta sedotan plastik sebanyak 4.521 buah.
Mukhtar menjelaskan, sampah merupakan salah satu permasalahan dalam pengelolaan TWA Pulau Pombo.
Permasalahan tersebut menjadi kompleks karena sampah yang ada di Pulau Pombo tidak hanya berasal dari pengunjung yag tidak bertanggung jawab, tetapi juga sampah kiriman yang terbawa arus laut.
"Oleh karena itu, sampah di kawasan konservasi khususnya TWA Laut Pulau Pombo membutuhkan aksi bersama karena kompleksitas sampah laut," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Aksi bersih tesebut dilakukan peserta aksi bersih sampah di TWA laut pulau Pombo, dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tanggal 21 Februari 2019 dengan tema "Gerakan Indonesia Bersih: Kelola Sampah, Hidup Bersih, Sehat dan Bernilai", Senin.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku, Mukhtar Amin Ahmadi menyatakan, TWA laut Pulau Pombo dipilih sebagai lokasi kegiatan karena selain merupakan destinasi wisata andalan di Provinsi Maluku yang cukup tinggi tingkat kunjungannya dan sampah merupakan permasalahan yang kompleks di Pulau Pombo.
"Sampah tidak hanya berasal dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab tapi juga dari luar yang terbawa arus," katanya.
Ia mengatakan, aksi bersih tersebut diikuti para siswa, komunitas pencinta lingkungan, FK3I Provinsi Maluku, serta UPT KLHK seperti BPKH, BPDAS, BPSKL, BPHP, dan Balai Gakkum, serta mitra Balai KSDA Maluku seperti Burung Indonesia serta Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Toisapu.
Peserta dibagi menjadi 10 kelompok berdasarkan sampah yang dikumpulkan seperi plastik kemasan (sachet), botol air kemasan ukuran 1 liter dan 600 ml, gelas plastik, minuman kemasan (kotak kertas), sandal dan karet, jerigen, sampah residu (kaleng dan kaca), sedotan, dan limbah B3 seperti popok sekali pakai, pembalut, dan bekas obat.
Total sampah yang berhasil dikumpulkan yaitu 639,7 kg dengan rincian botol plastik 135,kg, jerigen 97,6 kg,gelas plastik 175 kg, sandal 68 kg,botol kosmetik 6 kg, botol kaca 25 kg, plastik kresek 70,5 kg, streofoam 8,5 kg, kaleng 14,5 kg, Residu 30 kg, B3 5,1 kg, serta sedotan plastik sebanyak 4.521 buah.
Mukhtar menjelaskan, sampah merupakan salah satu permasalahan dalam pengelolaan TWA Pulau Pombo.
Permasalahan tersebut menjadi kompleks karena sampah yang ada di Pulau Pombo tidak hanya berasal dari pengunjung yag tidak bertanggung jawab, tetapi juga sampah kiriman yang terbawa arus laut.
"Oleh karena itu, sampah di kawasan konservasi khususnya TWA Laut Pulau Pombo membutuhkan aksi bersama karena kompleksitas sampah laut," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019