Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2019 untuk SMK secara nasional di Maluku Utara (Malut) dibagi menjadi dua sistem, yaitu ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).

Ketua panitia UN Malut Jainab Tuara di Ternate, Selasa, mengatakan, Malut dengan jumlah sekolah SMK sebanyak 118, yang sudah melaksanakan UNBK sebanyak  96 sekolah, sisanya 22 sekolah masih UNKP.

"Tidak banyak lagi yang UNKP, karena masih ada sekolah yang fasilitasnya masih minim," kata Jainab.

Sehingga, untuk memastikan tidak ada gangguan listrik dan jaringan pada saat ujian berlangsung, kata dia, panitia UN provinsi Malut menyurati PT. PLN (Persero)  wilayah Ternate dan Sofifi, kemudian PT. Telkom Ternate.

"Sejauh ini kami sudah menyiiapkan segala infrastruktur, terutama PLN dan Telkom untuk memperkuat jaringan Wi-Fi," katanya.

Sehingga, demi kelancaran ujian, Dikbud, LPMP dan Pengawas SMA/SMK membentuk 10 tim yang dinamakan tim pemantau ujian. Tim ini akan dikirim ke kabupaten/kota guna memantau jalannya ujian.

"Untuk tim telah disebar ke kabupaten/kota, dengan komposisi tiga orang dalam satu tim, kecuali kabupaten Halsel ada empat orang," ujar Jafar.

Dia menjelaskan, tim yang diturunkan ke lapangan ditugaskan mengumpulkan informasi yang diperoleh dari sekolah selama ujian berlangsung, kemudian, informasi itu ditindaklanjuti ke Dikbud.

"Jadi mereka bukan mengawas, paling tidak melihat kondisi mulai dari persiapan pagi hari apakah ada masalah atau tidak, jika ada sesuatu yang terjadi seperti gangguan jaringan maka wajib melaporkan ke panitia ujian," katanya.

Meski demikian, Jafar berharap ujian kali ini dijauhkan dari berbagai hambatan, terutama yang sering terjadi pada UNBK yakni jaringan internet dan listrik.

"Tentu kita berharap UN berjalan sesuai rencana, makanya kita terus koordinasi dengan PLN dan Telkom," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019