Tim dari Universitas Pattimura (Unpatti) dan Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSDPL) Sorong, melakukan penelitian penyebab kematian ikan langka jenis Mola-Mola di perairan Teluk Ambon.
Petugas melakukan nekropsi atau autopsi terhadap bangkai ikan mola-mola yang ditemukan dalam kondisi mati di pantai Martafons, kecamatan Teluk Ambon, kata Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti, Jacobus Wilson Mosse.
"Kondisi ikan ditemukan mati masih baik, diperkiraan telah mati dua atau tiga hari, sehingga petugas melakukan nekropsi," ujarnya di Ambon, Senin.
Ia mengemukakan, nekropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian dari ikan tersebut. Dari hasil pemeriksaan terhadap usus tidak ditemukan adanya benda-benda yang berbahaya.
Sedangkan pada empedunya ditemukan adanya benda asing yang berbentuk seperti hati tetapi mempunyai tekstur yang keras.
"Pendalaman terkait benda asing yang ada dalam empedu ikan tersebut maka pihak Unpatti membawa benda asing tersebut untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium," ujarnya.
Mosse menambahkan, dari hasil pemeriksaan terhadap isi lambung dan empedu ikan tersebut diketahui bahwa ikan tersebut sudah mati sekitar lima hari yang lalu, hal ini dikarenakan pada bagian dalam organ ikan tersebut sudah banyak yang rusak atau busuk.
Selain itu dari hasil pemeriksaan terhadap Sagita askeriskus dan lapilus yaitu organ ikan yang berguna untuk kesimbangan dan pendengaran dapat diketahui bahwa usia ikan tersebut sekitar 15 tahun.
"Hasil nekropsi ini dapat disimpulkan bahwa ikan mola-mola yang mati terdampar di pantai martafon dapat diperkirakan mati sekitar lima hari yang lalu, dengan usia sekitar 15 tahun.Penyebab kematian ikan tersebut saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium," jelasnya.
Ikan langka dengan panjang 2,28 meter dengan lebar 2,36 meter ditemukan warga di pantai Martafons, Minggu siang.
Menurut Wikipedia Inggris, Mola-mola laut atau mola biasa adalah salah satu ikan bertulang terberat yang dikenal di dunia. Ikan mola-mola dewasa biasanya mencapai berat 247 hingga 1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan beriklim sedang di seluruh dunia, menyerupai kepala ikan dengan ekor dan tubuh utama rata secara lateral.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Petugas melakukan nekropsi atau autopsi terhadap bangkai ikan mola-mola yang ditemukan dalam kondisi mati di pantai Martafons, kecamatan Teluk Ambon, kata Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti, Jacobus Wilson Mosse.
"Kondisi ikan ditemukan mati masih baik, diperkiraan telah mati dua atau tiga hari, sehingga petugas melakukan nekropsi," ujarnya di Ambon, Senin.
Ia mengemukakan, nekropsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian dari ikan tersebut. Dari hasil pemeriksaan terhadap usus tidak ditemukan adanya benda-benda yang berbahaya.
Sedangkan pada empedunya ditemukan adanya benda asing yang berbentuk seperti hati tetapi mempunyai tekstur yang keras.
"Pendalaman terkait benda asing yang ada dalam empedu ikan tersebut maka pihak Unpatti membawa benda asing tersebut untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium," ujarnya.
Mosse menambahkan, dari hasil pemeriksaan terhadap isi lambung dan empedu ikan tersebut diketahui bahwa ikan tersebut sudah mati sekitar lima hari yang lalu, hal ini dikarenakan pada bagian dalam organ ikan tersebut sudah banyak yang rusak atau busuk.
Selain itu dari hasil pemeriksaan terhadap Sagita askeriskus dan lapilus yaitu organ ikan yang berguna untuk kesimbangan dan pendengaran dapat diketahui bahwa usia ikan tersebut sekitar 15 tahun.
"Hasil nekropsi ini dapat disimpulkan bahwa ikan mola-mola yang mati terdampar di pantai martafon dapat diperkirakan mati sekitar lima hari yang lalu, dengan usia sekitar 15 tahun.Penyebab kematian ikan tersebut saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium," jelasnya.
Ikan langka dengan panjang 2,28 meter dengan lebar 2,36 meter ditemukan warga di pantai Martafons, Minggu siang.
Menurut Wikipedia Inggris, Mola-mola laut atau mola biasa adalah salah satu ikan bertulang terberat yang dikenal di dunia. Ikan mola-mola dewasa biasanya mencapai berat 247 hingga 1.000 kg. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan beriklim sedang di seluruh dunia, menyerupai kepala ikan dengan ekor dan tubuh utama rata secara lateral.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019