Pemerintah kabupaten (Pemkab) di Maluku Utara (Malut) diminta mengembangkan desa wisata di daerah masing-masing, sebagai salah satu upaya memaksimalkan pengembangan potensi wisata di desa.
"Banyak desa di Malut yang memiliki potensi wisata, baik wisata bahari maupun wisata alam, yang kalau dikembangkan menjadi desa wisata pasti diminati wisatawan," kata pemerhati pariwisata di Malut Jamaludin di Ternate, Selasa.
Adanya wisatawan yang berkunjung ke desa wisata, otomatis akan memberi kontribusi pendapatan pada masyarakat setempat, misalnya dari penyewaan rumah masyarakat menjadi tempat penginapan wisatawan penjualan makanan dan cinderamata.
Namun, Menurut dia, jika pemkab mengembangkan desa wisata, jangan hanya membangun infrastruktur pariwisata di desa, tetapi juga akses jalan untuk mencapai desa itu, termasuk penyediaan transportasinya.
Masalahnya kalau akses jalan dan transportasi ke desa wisata tidak ada dan kalaupun ada kondisinya kurang baik, pasti wisatawan enggan berkunjung ke desa wisata itu walaupun potensi wisatanya sangat menarik.
Sementara itu, Bupati Halmahera Barat Danny Missy mengatakan pengembangan desa wisata sudah menjadi salah satu program prioritas Pemkab Halmahera Barat untuk memajukan di sektor pariwisata di daerah itu.
Pemkab Halmahera Barat saat ini sudah mengembangkan 10 desa wisata dan sudah diprogramkan pula pengembangan delapan desa wisata lainnya dan diharapkan akan memberi kontribusi terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten itu.
Ia mengatakan, untuk mendukung pengembangan desa wisata di Halmahera Barat, dalam penyelenggaraan Festival Teluk Jailolo (FTJ) pada akhir Juni 2019, sejumlah kegiatan dalam festival tahunan itu digelar di sejumlah desa wisata.
Pengembangan desa wisata di Halmahera Barat selain memanfaatkan dana APBD juga diupayakan dari dana desa (DD) setempat, termasuk dari Pemprov Malut dan pemerintah pusat karena kalau hanya mengandalkan dana APBD sangat terbatas.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Banyak desa di Malut yang memiliki potensi wisata, baik wisata bahari maupun wisata alam, yang kalau dikembangkan menjadi desa wisata pasti diminati wisatawan," kata pemerhati pariwisata di Malut Jamaludin di Ternate, Selasa.
Adanya wisatawan yang berkunjung ke desa wisata, otomatis akan memberi kontribusi pendapatan pada masyarakat setempat, misalnya dari penyewaan rumah masyarakat menjadi tempat penginapan wisatawan penjualan makanan dan cinderamata.
Namun, Menurut dia, jika pemkab mengembangkan desa wisata, jangan hanya membangun infrastruktur pariwisata di desa, tetapi juga akses jalan untuk mencapai desa itu, termasuk penyediaan transportasinya.
Masalahnya kalau akses jalan dan transportasi ke desa wisata tidak ada dan kalaupun ada kondisinya kurang baik, pasti wisatawan enggan berkunjung ke desa wisata itu walaupun potensi wisatanya sangat menarik.
Sementara itu, Bupati Halmahera Barat Danny Missy mengatakan pengembangan desa wisata sudah menjadi salah satu program prioritas Pemkab Halmahera Barat untuk memajukan di sektor pariwisata di daerah itu.
Pemkab Halmahera Barat saat ini sudah mengembangkan 10 desa wisata dan sudah diprogramkan pula pengembangan delapan desa wisata lainnya dan diharapkan akan memberi kontribusi terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke kabupaten itu.
Ia mengatakan, untuk mendukung pengembangan desa wisata di Halmahera Barat, dalam penyelenggaraan Festival Teluk Jailolo (FTJ) pada akhir Juni 2019, sejumlah kegiatan dalam festival tahunan itu digelar di sejumlah desa wisata.
Pengembangan desa wisata di Halmahera Barat selain memanfaatkan dana APBD juga diupayakan dari dana desa (DD) setempat, termasuk dari Pemprov Malut dan pemerintah pusat karena kalau hanya mengandalkan dana APBD sangat terbatas.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019