Center Of Exelencess Of Australian Biodiversity and Haritages (CABAH) bersama University Of Wollinggong Australia, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Maluku akan meneliti hunian dan lingkungan manusia purba di Taniwel, kabupaten Seram Bagian Barat.

Peneliti Balai Arkeologi Maluku, Lukas Wattimena di Ambon, Rabu, mengatakan, penelitian dilakukan April 2018 untuk melihat hunian dan lingkungan manusia purba di desa Niwilehu, Taniwel.

Hasil survei yang dilakukan tim Australia, Pusat penelitian arkeologi nasional dan Balai Arkeologi Maluku di desa Niwelehu Taniwel ditemukan hunian goa yang direncanakan pada 2019 akan dilakukan eksavasi atau penggalian di tempat yang mengandung benda purbakala.

"Proses eksavasi dilakukan tergantung tim yang akan datang sesuai rencana pada September hingga November 2019," katanya.

Ia menyebutkan, survei dilakukan di sejumlah kampung yakni Paa, Niwilehu, Taniwel, Sawai, dan Manusela level bawah, karena membutuhkan ijin masuk.

Penelitian dilakukan selama 14 hari dengan survei di goa purba dan lingkungan purba pada ketinggian 75 hingga 100 meter permukaan laut, sambil menunggu proses eksevasi.

"Kita sudah jalan kumpul sampel di masyarakat, karena hasil penelitian terjadi penurunan level air laut sekitar 100 meter sehingga masyarakat migrasi ke lokasi lain," ujar Lukas..

Tim lanjutnya, menemukan Kima (Tridacna) yakni genus kerang-kerangan berukuran besar penghuni perairan laut yang sudah mengeras.

Tridacna yang di gunung pernah berada di laut terjadi karena proses pulau terangkat sehingga ada di gunung, ini yang diteliti.

"Tridacna yang sudah mengeras tersebut dicari tahu usianya, karena semakin keras maka usianya semakin tua," katanya.

Menurut Lukas, penelitian kerja sama dengan sejumlah negara seperti Australia dan Amerika telah dimulai dari 2015 hingga saat ini.

Pada 2015 dimulai dengan Australia dan UGM yang menemukan gambar cadas pra sejarah di pulau Kisar, kabupaten Maluku Barat Daya(MBD).

Pada 2017 juga ditemukan gambar cadas di pulau Babar dan Wetang, kabupaten MBD.

"Prosesnya kita hanya mendampingi karena sesuai wilayah kerja, tetapi secara teknis dilakukan pusat arkeologi nasional," kata Lukas.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019