Pemerintah diminta mengupayakan penerbangan internasional dari dan ke kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah yang telah ditetapkan menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata baru di Indonesia itu.

"Saya rasa selama belum ada penerbangan internasional dari dan ke Morotai, sulit untuk mengharapkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke daerah itu," kata pemerhati pariwisata di Malut Djamaluddin di Ternate, Selasa.

Apalagi penerbangan domestik yang kini melayani Morotai sangat terbatas, yakni hanya satu kali sehari dengan pesawat kecil dan itu pun belum menghubungkan kota-kota besar di Indonesia yang menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara.

Morotai memiliki potensi wisata yang sangat menarik, terutama untuk wisata bahari, baik berupa pantai maupun panorama bawah laut dan dan wisata sejarah peninggalan Perang Dunia II.

Namun, potensi pariwisata itu tidak akan mendorong wisatawan, terutama wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung kalau akses masih terbatas, karena wisatawan ketika akan berkunjung ke suatu daerah wisata salah satu pertimbangannya adalah akses transportasinya.

Sebelumnya Bupati Pulau Morotai Benny Laos tengah mengupayakan penerbangan internasional dari dan ke Morotai, terutama yang menghubungkan lima negara yakni Singapura, Filipina, Tokyo, Hongkong dan Tiongkok.

Pemerintah kini tengah mengembangkan Bandara Leo Wattimena Morotai, baik dari segi penambahan panjang landasan maupun pembangunan terminal penumpang dan diharapkan setelah rampung sudah ada penerbangan internasional dari dan ke pulau perbatasan itu.

Menurut dia, sudah ada perusahaan penerbangan nasional dan asing yang menunjukkan ketertarikan membuka rute penerbangan internasional dari dan ke Pulau Morotai, di antaranya Garuda Indonesia, namun belum diketahui kapan akan merealisasikannya.

Pemerintah menargetkan Pulau Morotai dapat memberi kontribusi terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, sedikitnya 500 ribu orang per tahun, namun yang terealisasi selama ini baru mencapai ratusan orang.*
 

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019