Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maluku mencatat penyaluran kredit perbankan triwulan II/2019 tumbuh positif secara year on year (yoy) sebesar 13,45 persen atau senilai Rp1,58 triliun, dari Rp11,1 triliun menjadi Rp13,28 triliun.

Kepala OJK Maluku, Bambang Hermanto, di Ambon, Senin, mengatakan, kontribusi perbankan di Maluku terhadap perkembangan perekonomian selama triwulan II/2019 cukup signifikan dan memiliki kinerja yang terjaga baik.

"Realisasi pertumbuhan tersebut sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kredit triwulan I/2019 yang tercatat sebesar 13,58 persen (yoy), tetapi lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit nasional yang tumbuh sebesar 9,94 persen (yoy)," katanya.

Dijelaskannya, sektor ekonomi produktif yang berkontribusi terhadap peningkatan penyaluran kredit antara lain, sektor perdagangan besar dan eceran, konstruksi, administrasi pemerintahan pertahanan dan jaminan sosial wajib, penyediaan akomodasi dan makan minum.

Masing-masing sektor secara year of year meningkat sebesar Rp306,94 miliar atau 12,94 persen, Rp184,08 miliar (62,76 persen), Rp115,13 miliar (794,38 persen), Rp92,06 miliar (41,35 persen).

Selain itu terdapat beberapa sektor ekonomi dengan pertumbuhan secara yoy cukup menonjol antara lain, sektor real estat, usaha persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp42,96 miliar (67,04 persen), sektor perikanan sebesar Rp29,42 miliar (35,75 persen) dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan Rp26,04 miliar (17,67 persen).

"Sampai dengan tengah tahun 2019, pertumbuhan kredit di provinsi Maluku masih tetap terjaga di dua digit, menunjukkan optimisme dan komitmen kuat sektor jasa keuangan, khususnya perbankan dalam mendukung peningkatan perekonomian di Maluku, baik melalui pembiayaan sektor produktif maupun konsumtif," katanya.

Diakuinya, sektor konsumtif masih mendominasi dan menjadi motor penggerak kinerja industri perbankan di Maluku.

Tercatat triwulan II, kredit konsumtif sebesar Rp8,76 triliun atau meningkat Rp655,62 miliar (8,09 persen yoy).

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir meskipun lambat telah terjadi pergeseran pangsa kredit dari kredit konsumtif ke kredit produktif, yakni dari posisi Juni 2018 sebesar 69,19 persen, posisi Desember 2018 sebesar 67,11 persen dan posisi Juni 2019 sebesar 65,92 persen.

"Semakin meningkatnya pangsa kredit produktif diharapkan dapat membantu sektor riil untuk semakin tumbuh berkembang," ujarnya.

Bambang menambahkan, kualitas kredit pada posisi triwulan II 2019 terpantau dengan rasio Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah sebesar 1,41 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan I 2019, tercatat sebesar 1,24 persen.

"Tetapi kondisi tersebut terhitung masih jauh dibawah NPL nasional yang tercatat sebesar 2,59 persen dan NPL indikatif nasional yang maksimal sebesar 5 persen," tandasnya.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019