Hubungan gandong (persaudaraan) antara dua negeri adat di Maluku yaitu negeri Rumahkay (Amakele Lorimalahitu) di Seram Bagian Barat (SBB) dan Rutong (Lopurisa Uritalai) di Ambon terus melestarikan tradisi swadaya membangun rumah adat baileo.
Baileo merupakan representasi kebudayaan di Maluku yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan masyarakat. Baileo merupakan identitas setiap negeri di Maluku selain rumah ibadah Masjid atau Gereja.
"Baileo juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat upacara adat, sekaligus sebagai balai warga, sehingga pembangunan baileo negeri Rutong dilakukan secara swadaya oleh dua negeri untuk terus melestarikan budaya," kata penjabat negeri Rutong, Paulus Anakotta, Selasa.
Menurut dia, pembangunan baileo Samalopu Mariri Wai Rutong dilakukan karena selama ini kantor negeri dan baileo dilakukan dalam satu atap, sehingga tidak tampak ada kantor negeri dan baileo.
"Bahkan kantor dan baileo tidak ada sekat, sehingga semua pejabat maupun saniri adat digabungkan dalam satu bangunan kantor, karena belum ada bangunan baileo adat," katanya.
Selanjutnya kata Paulus dilakukan pembangunan kantor negeri Rutong dan diresmikan 17 Agustus 2018 oleh camat Leitimur Selatan.
Setelah pembangunan kantor negeri, masyarakat bersama tua adat dan pejabat negeri sepakat untuk membangun baileo negeri , dan menghubungi gandong kaka di negeri Rumahkay.
Awal januari 2019 negeri Rutong menghubungi gandong kaka untuk meminta bantuan tenaga sensor kayu, setelah itu tiga hari disepakati bantuan sembilan orang tenaga sensor kayu.
Selanjutnya seluruh kaum laki-laki dari berbagai soa (marga) di Rutong bergerak ke hutan mencari kayu dan memikul tiang bermula yakni tiang pertama dari bangunan baileo masuk ke negeri.
"Hari bersejarah saat tiang bermula masuk negeri diiringi bunyi tifa, gong dan terdengar huele yakni teriakan keras dengan irama tertentu tanda kegembiraan saat tiang masuk di negeri, serta luapan bahagia masyarakat saat tiang bermula tiba di negeri," ujarnya.
Pembangunan baileo ini lanjutnya, tanpa tenaga tukang dari luar, karena dibangun anak negeri serta bantuan dari gandong kaka Rumahkay.
Baileo Samalopu Mariri Wai mengandung arti angkat parang rebut kembali, yang lahir dari sejarah yakni tempat ini dahulu dijadikan tempat berkumpul masyarakat untuk siap perang, mengambil hak yang telah direbut kaum penjajah.
Baileo ini juga dibangun dengan tipe patalima yang memiliki empat tiang sudut, yang melambangkan empat soa di negeri ini.
Tiang dibagian utara berasal dari soa Maspaitella, bagian barat dari soa Talahatu, bagian selatan soa Makatita dan tiang bagian timur adalah soa campuran terdapat marga Lawalata, lessy dan lainnya.
Selain itu baileo juga memiliki tiang bermula yakni tiang pertama dari bangunan, yang didepannya ada sebuah lambang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019