Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk terus memonitor perkembangan nasib Warga Negara RI yang ikut dalam kapal misi kemanusiaan ke Gaza. Menkopolhukam Djoko Suyanto dalam pesan singkat kepada ANTARA di Jakarta, Selasa pagi, mengatakan, Kepala Negara juga minta Menlu mengusahakan kepulangan WNI tersebut ke Tanah Air. "Kepada Menlu agar terus memonitor dan mengupayakan WNI tersebut dapat segera dikeluarkan oleh pihak Israel," kata Djoko. Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengutuk penyergapan dan aksi kekerasan Israel terhadap Kapal Mavi Marmara yang membawa misi bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza, Palestina, pada 31 Mei 2010. Berdasarkan informasi tertulis dari Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin (31/5), tindakan Israel dikabarkan telah menimbulkan sejumlah korban jiwa dan cidera. Sebanyak 16 orang dikabarkan tewas dalam penyergapan ini, demikian kabar yang diperoleh dari Otoritas Palestina. Blokade Israel terhadap Jalur Gaza secara sepihak sejak Januari 2009 telah melanggar hukum internasional dan telah menciptakan penderitaan yang sangat mendalam di kalangan rakyat Palestina yang tidak berdosa. Aksi penyergapan Israel terhadap kapal Mavi Marmara hari ini juga ilegal karena dilakukan di perairan internasional. Melalui aksi penyergapan dan kekerasan tersebut, Israel kembali telah menciptakan hambatan terhadap  proses perdamaian di Timur Tengah yang kini memasuki tahapan penting berkaitan dengan diluncurkannya "proximity talks", sebagaimana disampaikan oleh Presiden Mahmoud Abbas dalam kunjungan ke Indonesia pada 29 Mei 2010. Pemerintah Indonesia akan bekerjasama dengan masyarakat internasional guna memastikan agar Israel mempertanggungjawabkan tindakannya sesuai dengan hukum internasional. Secara khusus, Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menunaikan kewajibannya sesuai dengan Piagam PBB, termasuk melalui investigasi atas insiden penyerangan Israel dimaksud guna memastikan pertanggungjawaban Israel. Informasi terakhir menyebutkan, kapal tersebut sedang digiring ke pelabuhan Afhdod,  sekitar 40 km di selatan Tel Aviv. Pemerintah RI terus memastikan nasib warga negaranya yang diberitakan ikut dalam misi kemanusiaan termaksud. Dari Pemerintah Turki, dipastikan ada 12 WNI dalam kapal tersebut. Mereka adalah empat relawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), empat relawan Medical Emergency Recue Committe (MER-C), seorang wartawan TVOne, dan tiga relawan dari Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah. Berdasarkan informasi dari masing-masing lembaga itu, dari MER-C adalah Nurfitri Taher (Upi) yang merupakan "project officer MER-C", tenaga medis dr Arief Rachman, tenaga mekanik Nur Ikhwan Abadi, tenaga non medis Abdillah Onim yang akan ikut mendirikan rumah sakit di Gaza, serta wartawan TVOne Muhammad Yasin. Empat relawan KISPA yang ikut dalam Kapal Mavi Marmara adalah Ketua KISPA H Ferry Nur SSi, Wakil Ketua Muhendri Muchtar, Humas Hardjito Warno, serta relawan KISPA Okvianto Baharuddin. Sedangkan tiga relawan dari Sahabat Al Aqsha-Hidayatullah adalah Surya Fahrizal (jurnalis www.hidayatullah.com), Santi Soekanto, dan Dzikrullah Ramudya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010