Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita F. Moeloek memberikan nama kepada seorang bayi perempuan yang lahir di rumah sakit darurat lapangan RSUD dr. Ishak Umarella di kompleks Universitas Darusalam (Unidar) Ambon di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah.
"Bayinya saya beri nama Eka Juwita Nilasari," kata Menkes saat meninjau RS darurat lapangan di Desa Tulehu, Rabu.
Menteri Nila Djuwita yang didampingi Gubernur Maluku Murad Ismail serta sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan sempat menggendong bayi perempuan yang merupakan anak ke empat pasangan suami istri Fahrizal Parry dan Ida Rufaida Lestaluhu.
Menkes berharap bayi tersebut akan tumbuh sehat dan kemudian hari menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, serta mampu mewujudkan cita-citanya.
Ia juga menginstruksikan para dokter dan perawat RSUD dr. Ishak Umarella untuk memberikan pelayanan optimal kepada para pengungsi atau penyintas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Para dokter dan perawat juga diingatkan untuk memberikan perawatan dan pelayanan terbaik kepada belasan balita yang lahir di rumah sakit darurat tersebut.
Ibu sang bayi Ida Rifaida Lestaluhu, mengaku senang dan berterimakasih kepada Menkes atas nama yang diberikan kepada buah hatinya tersebut.
"Saya senang sekali anak saya dikasih nama oleh Ibu Menteri. Kita merasa diperhatikan walaupun tinggal di tempat pengungsian seperti ini," katanya.
Dia berharap kelak anaknya dapat mengabdikan dirinya kepada banyak orang dengan mengikuti jejak Menkes Nila Djuwita yakni menjadi seorang dokter.
Ida bersama suaminya Fahrizal dan empat anaknya saat ini terpaksa tinggal di lokasi pengungsian sementara di kompleks Unidar, menyusul gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) pada 26 September 2019.
"Saya sampai hari ini masih merasa takut karena gempa susulan masih terjadi, apalagi tiga orang anak yang masih kecil dan bayi yang baru lahir, tentu akan menyulitkan kami sekeluarga," ujarnya.
Dia berharap bencana alam tersebut segera berakhir, sehingga mereka sekeluarga dapat kembali ke rumah di Desa Tulehu.
Sebelumnya Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nataniel Orno juga memberikan nama kepada seorang bayi laki-laki yang lahir di lokasi pengungsian di Desa Tulehu.
Bayi laki-laki yang merupakan buah hati dari pasangan Rahman Pellu dan Hartini Ohorella tersebut diberi nama Muhammad Abas Orno Pelu.
Sedangkan Dirut RSUD dr. Ishak Umarella, Dwi Murti, mengatakan, sedikitnya 15 balita lahir di rumah sakit lapangan pascagempa yang mengguncang tiga daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Bayinya saya beri nama Eka Juwita Nilasari," kata Menkes saat meninjau RS darurat lapangan di Desa Tulehu, Rabu.
Menteri Nila Djuwita yang didampingi Gubernur Maluku Murad Ismail serta sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan sempat menggendong bayi perempuan yang merupakan anak ke empat pasangan suami istri Fahrizal Parry dan Ida Rufaida Lestaluhu.
Menkes berharap bayi tersebut akan tumbuh sehat dan kemudian hari menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, serta mampu mewujudkan cita-citanya.
Ia juga menginstruksikan para dokter dan perawat RSUD dr. Ishak Umarella untuk memberikan pelayanan optimal kepada para pengungsi atau penyintas yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Para dokter dan perawat juga diingatkan untuk memberikan perawatan dan pelayanan terbaik kepada belasan balita yang lahir di rumah sakit darurat tersebut.
Ibu sang bayi Ida Rifaida Lestaluhu, mengaku senang dan berterimakasih kepada Menkes atas nama yang diberikan kepada buah hatinya tersebut.
"Saya senang sekali anak saya dikasih nama oleh Ibu Menteri. Kita merasa diperhatikan walaupun tinggal di tempat pengungsian seperti ini," katanya.
Dia berharap kelak anaknya dapat mengabdikan dirinya kepada banyak orang dengan mengikuti jejak Menkes Nila Djuwita yakni menjadi seorang dokter.
Ida bersama suaminya Fahrizal dan empat anaknya saat ini terpaksa tinggal di lokasi pengungsian sementara di kompleks Unidar, menyusul gempa magnitudo 6,5 yang mengguncang Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) pada 26 September 2019.
"Saya sampai hari ini masih merasa takut karena gempa susulan masih terjadi, apalagi tiga orang anak yang masih kecil dan bayi yang baru lahir, tentu akan menyulitkan kami sekeluarga," ujarnya.
Dia berharap bencana alam tersebut segera berakhir, sehingga mereka sekeluarga dapat kembali ke rumah di Desa Tulehu.
Sebelumnya Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Nataniel Orno juga memberikan nama kepada seorang bayi laki-laki yang lahir di lokasi pengungsian di Desa Tulehu.
Bayi laki-laki yang merupakan buah hati dari pasangan Rahman Pellu dan Hartini Ohorella tersebut diberi nama Muhammad Abas Orno Pelu.
Sedangkan Dirut RSUD dr. Ishak Umarella, Dwi Murti, mengatakan, sedikitnya 15 balita lahir di rumah sakit lapangan pascagempa yang mengguncang tiga daerah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019