Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara menetapkan tanggap darurat 15-21 November 2019 untuk penanganan dan pemenuhan kebutuhan hidup bagi korban gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 melanda wilayah Pulau Batang Dua.

"Tanggap darurat bencana ini ditetapkan untuk menangani dampak buruk yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana terutama bagi warga terdampak gempa bumi di Pulau Batang Dua," kata Kepala BPBD Kota Ternate, Hasyim Yusuf di Ternate, Senin.

Menurut dia, selain fokus evakuasi darurat adalah perpindahan langsung dan cepat dari orang-orang yang menjauh dari ancaman atau kejadian gempa di Pulau Batang Dua.



Saat itu, BPBD menyalurkan bantuan bagi warga yang didistribusikan pada Senin (18/11) hari ini berupa bantuan makan siap saji, selimut, terpal, tikar dan berbagai kebutuhan yang akan digunakan warga terutama di daerah pengungsian.

Dalam penanganan bencana gempa Batang Dua ini, BPBD telah menyediakan anggaran melalui kas daerah sebesar Rp1 miliar untuk digunakan untuk pembenahan berbagai kerusakan baik rumah warga yang sementara itu terdata 30 unit, tiga gereja, satu SMAN 11 Ternate dan Kantor BPRS yang mengalami rusak ringan.

Dikatakannya dalam penanganan bencana menggunakan standar operasional mulai dari evakuasi, penanganan dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana.

Sementara itu, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman secara terpisah mengatakan, gempa yang terjadi di Ternate, yang mengalami kerusakan rumah di Kecamatan Batang Dua.

"Kami telah menginstruksikan BPBD Kota Ternate agar segera turun ke lokasi untuk mendata dan menyiapkan posko rawat darurat belum dibangun, karena masih menunggu data dari BPBD agar bisa dipastikan kebutuhan masyararat di Batang Dua.," tambahnya.



Dia mengaku, sebagian warga masih mengungsi saat malam hari, tetapi, diharapkan, masyarakat harus tenang. Selain itu, dia menghimbau kepada masyarakat, jangan panik dan jangan ada isu hoax di media sosial.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019