DPRD Kotar Ternate, Maluku Utara (Malut) meminta masyarakat agar merefleksikan diri melalui momentum perayaan tahun 2020 untuk menjadikan Ternate sebagai kota mengedepankan semangat keragaman dan persaudaraan sejati.

"Tentunya, melalui trajektori sejarah dengan pertemuan antara budaya dan nilai religius telah mengejawantah dalam kehidupan sosial masyarakat Ternate dan sekitarnya, di mana catatan-catatan penting telah melukiskan Ternate sebagai kota kosmopolitan yang harmonis padazjamannya yang dibuktikan dengan kehadiran secara alamiah kampong Arab, kampong Cina, dan kampong Sarani, ini menggambarkan sejak dahulu kala masyarakat Ternate telah menjaga nilai-nilai keragamaan," kata Ketua DPRD Kota Ternate, Muhajirin Bailusy di Ternate, Rabu.

Tidak hanya itu, beberapa wilayah di Kota Ternate memiliki penamaan menggunakan nama dari beberapa daerah di Indonesia seperti Kampung Makassar, Salero, Santiong dan Fala Jawa.

Bahkan, jauh sebelumnya, di Kota Ternate telah memiliki gereja Katolik yang telah berdiri lama, menjadi indikasi bahwa betapa keragaman dan keharmonisan itu telah tumbuh demikian subur jauh sebelumnya.

"Pada momentum peringatan Hari Jadi Ternate ke - 769 yang dikemas melalui Ternate Episentrum Peradaban Dunia, diharapkan dapat membangkitkan produktivitas dan daya saing masyarakat Kota Ternate daIam membangun dan mengembangkan daerah ini jauh lebih baik kedepan," kata Muhajirin.

Ketua PKB Kota Ternate ini mengatakan, Ternate telah mengalami fase perjalanan panjang yang merupakan mata rantai kelangsungan sebuah komunitas yang tentunya dalam perjalanan telah dikikis dan dipoles oleh proses zaman yang dilaluinya hingga saat ini berusia 769 tahun.

Di mana, dinamika kehidupan yang dialami masyarakat Ternate zaman Iampau hingga generasi sekarang telah melalui proses yang panjang.

"Para pendahulu di daerah ini telah meletakan dasar, baik itu menyangkut keyakinan beragama, maupun sendi-sendi moral dan etika serta pelaku yang tercermin dalam institusi dan pranata sosial di masyarakat Ternate," katanya.

Dikatakannya, tematik yang diangkat tahun ini merupakan bagian dari sejarah panjang perjalanan Kota Ternate sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia.

Sebab, Ternate sebagai Episenturm Peradaban Dunia, bukan hanya tentang kejayaan masa lalu, melainkan pada upaya membangun kesadaran sejarah masyarakat Kota Ternate khususnya dan Indonesia pada umumnya.

"Bahwa terdapat warisan-warisan keilmuan tentang rempah, warisan kebudayaan tentang rempah dan warisan peninggalan yang merupakan dampak dari rempah. Bahwa Kota Ternate adalah Kota warisan dunia yang sudah semestinya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat dan dunia lnternasional," tandas Muhajirin.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020