Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan sejak 3 Januari hingga masuk pandemi virus COVID-19 pada 3 Maret 2020 tercatat sebanyak enam orang meninggal dunia akibat menderita demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di tiga daerah wilayah itu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Malut dr Rosita Alkatiri di Ternate, Sabtu membenarkan, enam penderita meninggal akibat DBD itu berasal dari Kabupaten Pulau Morotai tiga orang, Kabupaten Halmahera Utara satu orang dan Halmahera Barat dua orang meninggal.

Selain itu, sesuai data DBD untuk Januari- Maret 2020 penderita DBD sejumlah 175 orang dengan rincian pada Januari 2020 sebanyak  67 orang, Februari 77 orang dan Maret 31 orang dengan kematian enam orang.

"Untuk data DBD selama 2019  sebanyak 1.195 kasus dan pengidap DBD mengalami kematian mencapai 16 kasus," kata dr Rosita Alkatiri yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Malut tersebut.

Dia berharap agar masyarakat  intensif mewaspadai penyakit DBD, selain mewabahnya virus corona jenis baru (COVID-19) di wilayah Malut.

"Kami tentunya terus mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah Malut untuk tetap menjaga kebersihan dan bersama-sama memberantas sarang nyamuk untuk mencegah terjadinya DBD, sehingga menekan tingginya angka penderita DBD," katanya.

Dia juga mengingatkan masyarakat Malut agar tetap di rumah dan membersihkan sarang nyamuk agar terhindar dari DBD ketimbang  harus ke luar rumah di tengah wabah COVID-19 serta menguras bak penampungan air.

Sebab, penampungan air yang berada di sejumlah titik kalau tidak ada aktivitasnya seperti sekolah, rumah ibadah, dan kantor agar dikuras, jika tidak maka nyamuk cepat bersarang di tempat itu, demikian Rosita Alkatiri.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020