Harga hasil perkebunan Maluku yang merupakan komoditas ekspor yakni cengkih dan biji pala bundar, yang ditawarkan para pembeli (pedagang pengumpul hasil bumi) di Kota Ambon, bergerak turun jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu gajah, Minggu, pembeli mematok harga cengkih Rp60.000/kg, atau turun dari sebelumnya Rp65.000/kg.

Hasil perkebunan lainnya masih bertahan seperti fuli (pembungkus biji pala) Rp230.000/Kg, coklat Rp27.000/Kg, dan kopra Rp5.200/Kg.

"Harga cengkih dan pala memang turun jauh dari yang diharapkan petani, tetapi kita tidak bisa mempertahankan harga, sebab hasil pembelian yang dilakukan di Kota Ambon dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama. Jadi kami pantau terus harga di Surabaya," kata Evi.

"Dari harga-harga yang dipatok selama ini, hanya kopra yang masih bertahan sejak Maret hingga kini sebesar Rp5.200/Kg, dan ini sangat menguntungkan," ujarnya menambahkan.

Menurut Evo, selama ini juga banyak petani yang sudah jarang menjual hasil panen mereka, arti pembelian agak menurun, hal ini juga terkait dengan penyebaran virus COVID-19 membuat banyak masyarakat yang enggan keluar rumah.

Selain itu juga ada instruksi Pemerintah daerah bagi seluruh masyarakat di daerah ini terutama untuk mematuhi aturan-aturan yang ada sebagai bagian dari pencegahan penyebaran virus yang mematikan itu.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020