Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) berupaya mengembangkan Pulau Kei Besar untuk mengejar ketertinggalan di daerah itu.
Bupati Malra, M Thaher Hanubun ketika meresmikan listrik desa dan penyalaan lampu 24 jam di Pulau Kei Besar di lokasi pengiringan Elat Kei Besar, Sabtu, mengatakan pengembangan Kei Besar merupakan jawaban atas ketertinggalan daerah itu.
"Kita kerja dan kerja jawab ketertinggalan di Pulau Kei Besar ini, dan itu konsentrasi kita dari hari ke hari, untuk Kei Besar lebih baik lagi," katanya.
Thaher menyatakan upaya menjawab ketertinggalan Kei Besar merupakan kerinduan yang sudah terlalu lama.
Beberapa waktu lalu, kata bupati, warga merayakan beroperasinya tol laut di Pulau Kei Besar, demikian juga jalan trans Kei Besar di akomodir sebagai projek di RPJMN.
Kini, menjelang Idul Fitri 1441 H, PT PLN Persero meresmikan listrik desa Pulau Kei Besar dan penyalaan lampu 24 jam.
Thaher mengakui pelayanan listrik memang belum mencapai 100 persen di Pulau Kei Besar, namun ini awal yang baru dan pengembangan ke depan akan terus diupayakan baik oleh pemda maupun PLN.
Pemda Malra akan selalu mendukung dan mendorong agar pelayanan listrik semakin baik dan meningkat khususnya di Pulau Kei Besar, maka dukungan dan kerja keras sangat dibutuhkan.
"Kesempatan ini, saya perlu ingatkan kepada camat khususnya seluruh Camat di Kei Besar, pasti ada Ohoi Ohoi yang belum dialiri listrik, selain itu pasti ada rumah-rumah yang belum menyala karena belum ada instilasi listrik, maka saya mau katakan bahwa semua orang punya hak untuk menikmati listrik," katanya.
Jika ada warga yang tidak mampu, namun rumahnya dapat dipasangi instalasi listrik khususnya dengan daya 450 watt, maka harus dapat dipasangi, itu akan menjadi tanggung jawab Ohoi maupun Pemda melalui persetujuan DPRD Maluku Tenggara.
"Saya akan menyurati PT PLN melalu PLN UP3 Tual untuk memasang instalasi listrik ke rumah warga yang tidak mampu dengan jaminan Pemkab dan DPRD Maluku Tenggara, jika Ohoi tidak mampu," tandas Thaher.
Kepala ohoi dan warga pun diminta untuk bersedia memotong pohon yang menghambat jaringan listrik.
Thaher menyatakan akibat COVID-19, 50 persen dari APBD 2020 yakni dari jumlah Rp1,03 triliun akhirnya dipotong setengahnya, namun setelah berkomunikasi dengan balai jalan di Ambon dan Jakarta, menurut mereka jalan Trans Kei Besar itu tetap berjalan sesuai rencana semula.
Menara Telkomsel yang selama ini dirindukan masyarakat Kei Besar perlahan tapi pasti, tahun ini, Larat, Ohoirenan, Bombay, dipasang menara setinggi 72 meter dan dapat menjangkau Ohoi sekitar, menara yang sama juga akan dibangun di Kei Kecil yang belum menikmati Telkomsel dengan baik.
Ada juga bantuan kementerian untuk pembangunan menara di Weduar dan Ohoiwait, sementara itu di wilayah Utara Timur Kei Besar juga akan dibangun dan dalam upaya penyiapan lahan.
"Perjuangan ini tentu tidak dapat dilakukan Pemda sendiri, namun tentu kita rame-rame bekerja baru Tuhan memberikan ini, bukan hasil kerja nyata seseorang. Kerjasama dan sinergi lebih mudah membuahkan hasil, tidak perlu saling menghujat, saling mengenyampingkan satu dengan yang lain karena perjuangan ini kita semua berjasa," katanya.
"Yang penting saat ini adalah kita mampu untuk melayani masyarakat dan memastikan pelayanan yang diberikan tepat sasaran untuk dinikmati," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Bupati Malra, M Thaher Hanubun ketika meresmikan listrik desa dan penyalaan lampu 24 jam di Pulau Kei Besar di lokasi pengiringan Elat Kei Besar, Sabtu, mengatakan pengembangan Kei Besar merupakan jawaban atas ketertinggalan daerah itu.
"Kita kerja dan kerja jawab ketertinggalan di Pulau Kei Besar ini, dan itu konsentrasi kita dari hari ke hari, untuk Kei Besar lebih baik lagi," katanya.
Thaher menyatakan upaya menjawab ketertinggalan Kei Besar merupakan kerinduan yang sudah terlalu lama.
Beberapa waktu lalu, kata bupati, warga merayakan beroperasinya tol laut di Pulau Kei Besar, demikian juga jalan trans Kei Besar di akomodir sebagai projek di RPJMN.
Kini, menjelang Idul Fitri 1441 H, PT PLN Persero meresmikan listrik desa Pulau Kei Besar dan penyalaan lampu 24 jam.
Thaher mengakui pelayanan listrik memang belum mencapai 100 persen di Pulau Kei Besar, namun ini awal yang baru dan pengembangan ke depan akan terus diupayakan baik oleh pemda maupun PLN.
Pemda Malra akan selalu mendukung dan mendorong agar pelayanan listrik semakin baik dan meningkat khususnya di Pulau Kei Besar, maka dukungan dan kerja keras sangat dibutuhkan.
"Kesempatan ini, saya perlu ingatkan kepada camat khususnya seluruh Camat di Kei Besar, pasti ada Ohoi Ohoi yang belum dialiri listrik, selain itu pasti ada rumah-rumah yang belum menyala karena belum ada instilasi listrik, maka saya mau katakan bahwa semua orang punya hak untuk menikmati listrik," katanya.
Jika ada warga yang tidak mampu, namun rumahnya dapat dipasangi instalasi listrik khususnya dengan daya 450 watt, maka harus dapat dipasangi, itu akan menjadi tanggung jawab Ohoi maupun Pemda melalui persetujuan DPRD Maluku Tenggara.
"Saya akan menyurati PT PLN melalu PLN UP3 Tual untuk memasang instalasi listrik ke rumah warga yang tidak mampu dengan jaminan Pemkab dan DPRD Maluku Tenggara, jika Ohoi tidak mampu," tandas Thaher.
Kepala ohoi dan warga pun diminta untuk bersedia memotong pohon yang menghambat jaringan listrik.
Thaher menyatakan akibat COVID-19, 50 persen dari APBD 2020 yakni dari jumlah Rp1,03 triliun akhirnya dipotong setengahnya, namun setelah berkomunikasi dengan balai jalan di Ambon dan Jakarta, menurut mereka jalan Trans Kei Besar itu tetap berjalan sesuai rencana semula.
Menara Telkomsel yang selama ini dirindukan masyarakat Kei Besar perlahan tapi pasti, tahun ini, Larat, Ohoirenan, Bombay, dipasang menara setinggi 72 meter dan dapat menjangkau Ohoi sekitar, menara yang sama juga akan dibangun di Kei Kecil yang belum menikmati Telkomsel dengan baik.
Ada juga bantuan kementerian untuk pembangunan menara di Weduar dan Ohoiwait, sementara itu di wilayah Utara Timur Kei Besar juga akan dibangun dan dalam upaya penyiapan lahan.
"Perjuangan ini tentu tidak dapat dilakukan Pemda sendiri, namun tentu kita rame-rame bekerja baru Tuhan memberikan ini, bukan hasil kerja nyata seseorang. Kerjasama dan sinergi lebih mudah membuahkan hasil, tidak perlu saling menghujat, saling mengenyampingkan satu dengan yang lain karena perjuangan ini kita semua berjasa," katanya.
"Yang penting saat ini adalah kita mampu untuk melayani masyarakat dan memastikan pelayanan yang diberikan tepat sasaran untuk dinikmati," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020