Ambon (ANTARA) - Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun mengatakan Pulau Kei besar akhirnya memiliki rumah sakit pertamanya sejak Maluku Tenggara (Malra) berdiri 70 tahun sebelumnya.
"Sebagai daerah perbatasan dan daerah terluar, Pulau Kei Besar awalnya masih cukup tertinggal," ucap Bupati Maluku tenggara Thaher Hanubun melalui keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Kamis.
Menurutnya permasalahan paling mendasar yang dialami Pulau Kei besar adalah rendahnya kapasitas infrastruktur, pelayanan dasar, akses konektivitas jalan dan jembatan, akses rumah layak huni, air bersih dan sanitasi, hingga akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum maksimal.
“Tetapi masyarakat Kei Besar boleh lihat apa yang sudah ada sekarang, buka mata, buka hati, bahwa di Kei Besar telah terjadi perubahan-perubahan besar,” ujarnya.
Hanubun menyampaikan, sejak Maluku Tenggara berdiri 22 Desember 1952 sampai sekarang sudah lebih dari 70 tahun, Pulau Kei Besar tidak memiliki Rumah sakit sehingga masyarakat harus dirujuk dari Puskesmas di Pulau Kei Besar menuju ke RSUD di Langgur Malra.
“Walaupun ada Puskesmas yang dibangun cukup bagus, namun berkat rekomendasi Gubernur Maluku, dan keprihatinan sekaligus kerinduan masyarakat yang mendorong kami memperjuangkan pembangunan Rumah Sakit terutama di Pulau Kei Besar," kata dia menjelaskan.
Pasalnya perjuangan pemkab dan pemprov setempat untuk membangun rumah sakit pratama MTH itu sendiri dimulai sejak 2019.
“Sekali lagi saya atas nama Pemerintah Daerah dan Rakyat Maluku Tenggara, tidak ada kata lain kecuali mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur Maluku, atas dukungan dan pondasi Gubernur, selaku wakil Pemerintah Pusat maka usaha-usaha kami menjadi lebih mudah," katanya.
Ia mengatakan pembangunan rumah sakit tersebut bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat secara perlahan lahan meningkat dari tahun ke tahun hingga 2023.
"Bantuan fisik yang kami terima sebesar Rp231.930.207.000 ini yang paling besar jika dibandingkan dengan 10 kabupaten kota lain di Maluku," ujarnya.
Hanubun menjelaskan, dalam alokasi Rp231.930.207.000 didalamnya ada Rp74.585.143.199, untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama MTH di Elat.
“Setuju tidak setuju, pembangunan ini pasti jalan, untuk itu tenaga teknis Dinas Kesehatan dan Bapa Raja saya mohon dengan kerendahan hati bisa menjaga, jangan lagi ada yang datang pasang sasi di tempat ini," tegasnya.
Ia mengungkapkan pembangunan di Pulau Kei Besar ini memerlukan semangat juang, dan saat ini di Kei Besar bidang telekomunikasi sinyal 4G sudah masuk sehingga ujian sudah bisa berlangsung di sekolah masing-masing, listrik dan air bersih sudah teratasi, meskipun belum 100 persen.