Kontingen Jawa Tengah (Jateng) tampil sebagai juara umum Kejurnas atletik antarPPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) tahun 2010 yang berlangsung di Stadion Mandala Remaja, Karang Panjang-Ambon dan berakhir Jumat malam.
Jateng yang datang ke Ambon dengan membawa 21 pelajar atlet meraih juara dengan memperoleh empat medali emas, lima perak dan tiga perunggu.
Empat emas Jateng diraih Ambar Winarsih di nomor lari 800 meter dan 1.500 meter putri serta Titi Janiati di nomor lompat jauh dan lompat tinggi putri.
Lima perak diraih Kamid (lari 5.000 meter putra), Sigit Rohadi (lari 400 meter gawang putra), kuartet Sigit Rohadi, Slamet Wahyu, Sutrisno dan Vincent Yohan (estafet 4 x 400 meter putra) dan Sutrisno di nomor lari 100 meter dan 200 meter putra).
Sedangkan perunggu diraih Lidia Novia Sari (lari 5.000 meter putri), Kamid (lari 1.500 meter putra) dan Sitti Aisyah di jalan cepat 5.000 meter putri.
Jatim yang merupakan juara umum Kejurnas Atletik antar PPLP tahun 2009 di Bangka Belitung, harus puas di urutan kedua dengan empat emas, tiga perak dan empat perunggu, disusul Nusa Tenggara Barat (4-1-3), Bali (3-2-0) dan SMP/SMA Ragunan (3-1-1), sedangkan tuan rumah Maluku berada di urutan sembilan dengan satu emas dan masing-masing tiga perak dan perunggu.
Kejurnas atletik antarPPLP 2010 mempertandingkan delapan nomor final, yakni 5.000 meter putra/ putri, lompat tinggi putra/putri, 400 meter gawang putra/putri dan estafet 4x100 meter putra/putri.
Di nomor lari 5.000 meter putra, pelari Banten William Lokolo berhasil meraih emas dengan catatan waktu 16,20 detik, disusul Kamid (Jateng) 16,21,6 detik dan Rikad Hardi (Bangka Belitung) 16.52,1 detik
Di lari 5.000 meter putri, medali emas diraih pelari Nusa Tenggara Timur (NTT) Afriana Paijo dengan catatan waktu 19.18,9 detik, disusul Tetty S Tarigan (Sumut) 19.22,1 detik dan Lidia Novia Sari (Jateng) 19.24,2 detik memperoleh perunggu.
PPLP Aceh menambah satu medali emas, setelah Muhammad Razi mampu melewati palang setinggi 1,88 meter di nomor lompat tinggi putra, disusul A Agung Satriawibawa (Bali) dengan lompatan 1,80 meter, sedangkan Febrianto Ramdani (NTB) meraih perunggu dengan lompatan 1,75 meter.
Sedangkan di nomor lompat tinggi putri, medali emas diraih atlet Bali, Eli Setiawati dengan tinggi lompatan 1,50 meter, perak diraih Nena Achdia (Jatim) 1,45 meter dan perunggu Hani Puspita (DKI Jakarta) 1,40 meter.
Hamdan Maasi (SMP/SMA Ragunan-Jakarta) juga menambah medali emas bagi kontingennya di nomor 400 meter gawang putra dengan catatan waktu 58,3 detik mengalahkan Sigit Rohadi (Jateng) yang harus puas dengan perak dan perunggu diraih Moses Nikolebu (Maluku). Sedangkan di nomor 400 meter gawang putri, emas diraih Dakwatul Anisah (Jatim) 1.07,7 detik, disusul Alvin Tehupeiory (Maluku) 1.09,5 detik Rohani (NTB) meraih perunggu dengan waktu 1.10,5 detik.
Di nomor estafet 4x100 m putra, kuartet Jatim (Bambang Wigiyanto, Mardon Kristian, M Rozikin dan M Abdullah Wafa) meraih emas, perak diraih NTB (Kemo Tragisma, Sapwaturahman, Alimudin dan Arif Rahman) dan perunggu DKI Jakarta (Sam renaldi, Ridwan, Adi Riyan Sulaksana dan Fauzan).
Medali emas estafet 4x100 m putri diraih DKI Jakarta (Hani Puspita, Nurul Sofia, Elvira Khusnul dan Austin Velecia) 52,4 detik dan medali perak Jabar (Rika Nurdiansyah, Poppy Ariestian, Gina Akbar Retno dan Sri Lestari) 54.2. Medali perunggu tidak diberikan karena dari lima tim yang bertanding di final, tiga tim diantaranya didiskualifikasi yaitu Maluku, Jatim dan Sumut.
Daftar perolehan medali
Kontingen emas perak perunggu jumlah
==============================================
1. Jateng 4 5 3 12
2. Jatim 4 3 4 11
3. Ntb 4 1 3 8
4. Bali 3 2 0 5
5. Smp/Sma Ragunan 3 1 1 5
6. Sumut 2 4 2 8
7. Dki Jakarta 2 0 4 6
8. Banten 2 0 0 2
9. Maluku 1 3 3 7
10. Jabar 1 3 3 7
11. Riau 1 3 1 5
12. Sumbar 1 1 1 3
13. NTT 1 1 0 2
14. SMU OR Jatim 1 1 0 2
15. Papua 1 0 0 1
16. Aceh 1 0 0 1
17. Sulsel 0 1 2 3
18. Kalbar 0 1 1 2
19. Sultra 0 1 0 1
20. Jambi 0 1 0 1
21. Bengkulu 0 0 3 3
22. Babel 0 0 1 1
===============================================
Total 32 32 33 96
"Mardi Lestari Kecewa"
Penyelenggaraan Kejurnas Atletik Antar-PPLP 2010 ternyata membuat kecewa mantan pelari nasional Mardi Lestari selaku pelatih Kontingen Sumatera Utara (Sumut). Ia merasa dicurangi PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) yang mendiskualifikasi tim estafet putrinya yang turun di nomor lari 4x100 meter putri.
"Ini tidak adil, kami dicurangi. PB Pasi secara sepihak membatalkan medali emas yang baru diperoleh Sumut di nomor estafet 4x100 meter putri," ujar pelatih kontingen Sumut, Mardi Lestari, di Ambon, Jumat malam.
Kuartet pelari putri Sumut yang terdiri dari Nurika, Endang Sari Sitorus, Putri Aulia dan Nur Ainun Perangin-Angin saat bertanding di nomor estafet 4x100 meter putri, Jumat petang, berhasil mencapai garis finish di urutan pertama, namun hasil itu kemudian didiskualifikasi dengan alasan pelari kedua dan ketiga melakukan pengoperan tongkat di luar garis yang ditentukan.
Keputusan sepihak dan tidak disertai pemberian kesempatan untuk melakukan protes, sontak membuat empat pelari putri yang telah bersiap untuk mengikuti upacara pengalungan medali menangis.
Sebagian besar penonton yang umumnya atlet, pelatih dan panitia pelaksana juga menjadi bingung dengan keputusan PB Pasi itu, karena merasa para pelari Sumut tidak melakukan kesalahan, bahkan mereka berada jauh di depan tim DKI yang finish di posisi kedua.
"Pelari Sumut tidak melakukan kesalahan sama sekali. Kalau pun salah mengoper tongkat pasti petugas lintasannya sudah mengangkat bendera merah, seperti yang dilakukan untuk tim Maluku dan Jawa Timur, apalagi mereka sudah berada jauh di depan," ujar sejumlah pelatih.
Mardi Lestari sempat mengajukan protes, tetapi tidak diterima tim dari PB Pasi dengan alasan keputusannya mutlak dan petugas PB Pasi sendiri yang melihat kejadiannya.
"Ratusan orang yang menonton melihat dengan nyata anak asuhan saya menyentuh garis finish di urutan pertama dan jauh meninggalkan lawannya dari DKI Jakarta dan Jabar," katanya.
"Anehnya petugas PB Pasi menyatakan proses penyerahan tongkat estafet dari pelari kedua kepada pelari ketiga terjadi diluar zona penyerahan, padahal saat itu ini semua penonton tahu yang melakukan kesalahan sehingga didiskualifikasi itu pelari Maluku dan Jatim," tandasnya.
Mantan pelari tercepat Indonesia itu juga merasa ada kejanggalan dalam keterangan yang diperoleh dari petugas PB PASI yang menyatakan tiga tim yakni Sumut, Maluku dan Jatim melakukan kesalahan di satu tempat secara bersamaan saat pengoperan tingkat dari pelari pertama ke pelari kedua.
Ia menyatakan, semua penonton tahu hanya pelari Maluku yang melakukan kesalahan saat penyerahan tongkat dari pelari pertama ke pelari kedua sehingga didiskualifikasi, sedangkan Jatim melakukan kesalahan saat penyerahan tongkat dari pelari ketiga kepada pelari keempat.
"Jadi kesalahannya tidak terjadi di satu tempat dan tidak mungkin kesalahan di tiga lokasi berbeda ini bisa disaksikan satu orang saja saat bersamaan," katanya dalam nada kesal.
Mardi yang pada masa jayanya dikenal sebagai manusia tercepat se-Asia, menegaskan, empat pelari putrinya itu bukan merupakan atlet baru di nomor estafet, tetapi sudah mengikuti mengikuti dan menjuarai berbagai kejuaraan pelajar tingkat nasional selama lima tahun terakhir ini.
"Mereka bukan baru pertama mengenal nomor lari estafet namun sudah bertanding selama lima tahun terakhir, sehingga kecil kemungkinan melakukan kesalahan pengoperan tongkat," ujarnya.
Kwartet Sumut yang didiskualifikasi itu tercatat pernah meraih medali Kejurnas PPLP maupun POPNAS dan dipersiapkan untuk mewakili Sumut di nomor estafet Pra PON XVIII/2012 mendatang, dan salah satu pelarinya yakni Nurika akan mewakili Indonesia di ajang Pekan Olahraga Pelajar ASEAN di Kuala Lumpur-Malaysia Juli 2010.
"Kejurnas ini ajang pembinaan bagi atlet muda belia dan bukan prestasi, sehingga semua pihak yang terlibat harus bertindak arif dan jujur, sehingga tidak menimbulkan kekecewaan dan trauma bagi atlet untuk berprestasi di masa mendatang," kata Mardi.
Kendati kecewa sekali pada keputusan diskualifikasi terhadap atletnya, Mardi tetap menyatakan anak asuhannya sebagai "juara sejati" di ajang itu.
"Mereka tetap juara sejati karena itulah faktanya dan semua penonton, pelatih dan panitia mengetahuinya. Hal ini akan saya laporkan kepada Pemerintah dan Koni Sumatera Utara untuk ditindak lanjuti," tandasnya.
Medali emas i nomor ini kemudian diberikan kepada kwartet DKI Jakarta yakni Hani Puspita, Nurul Sofia, Elvira Khusnul dan Austin Velecia) yang finish dengan cacatan waktu 52,4 detik, perak untuk Jabar dengan pelari Rika Nurdiansyah, Poppy Ariestian, Gina Akbar Retno dan Sri Lestari) dengan waktu 54.2 detik.
Sedangkan medali perunggu tidak diberikan karena tiga tim lainnya yakni Maluku, Jatim dan Sumut dinyatakan diskualifikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010