Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPDI) provinsi Maluku terus berupaya mengendalikan resiko inflasi daerah (TPDI) dan pemantapan stok pangan dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19 di provinsi tersebut.

Ketua harian TPID provinsi Maluku, Kasrul Selang, di Ambon, Selasa, menyatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan inflasi selama satu periode peta jalan (roadmap) yakni 2019 hingga 2021.

"Dari berbagai upaya yang telah dilakukan diharapkan capaiannya berada pada kisaran capaian dan tren positif sesuai sasaran dan targetnnya yakni pada tahun 2020 sebesar 3,0 persen," katanya.

Indeks Harga Konsumen (IHK) provinsi Maluku diperkirakan rendah dan stabil berada pada sasaran dan target Inflasi.

kendati diperhadapkan dengan kondisi pandemi COVID-19, capaian Inflasi Maluku pada tiga bulan terakhir tahun 2020 sangat terkendali, yakni pada bulan Maret tercatat 1,46 persen (year on year-yoy), bulan April 1,65 persen (yoy) dan Mei tercatat 0,61 persen (yoy).

Tercapainya Inflasi Maluku sesuai sasarannya didorong oleh beberapa strategi yang dituangkan dalam peta jalan Pengendalian Inflasi Maluku 2019-2021, terutama yang terkait dengan 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Beberapa usaha dan strategi dilakukan TPID Maluku dalam upaya pengendalian inflasi, terutama menjelang Idhul Fitri 2020 sekaligus menghadapi pandemi COVID-19, khususnya terkait 4K secara teknis telah diupayakan dan dilaksanakan masing-masing OPD dan instansi terkait.

Dia mencontohkan, keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan, telah dilakukan melalui pasar murah ikan dengan harga Rp5.000 per ekor.

"Tetapi saat pandemi corona dan atas arahan bapak Gubernur selaku Ketua TPID Maluku maka dilakukan pembagian ikan secara gratis kepada warga oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku sebanyak 2,5 ton pada 6 lokasi di Kota Ambon," ujarnya.

Selain itu, pelaksanaan pasar murah oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku pada 33 lokasi di Kota Ambon, berupa penjualan kebutuhan pokok sebanyak 6.000 paket seharga Rp150.000 per paket, dan hanya dibayar masyarakat dengan harga Rp50.000.

Pelaksanaan operasi dan sidak pasar maupun gudang distributor termasuk milik Bulog oleh TPDI, dipimpin Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Wakil Ketua bersama Dinas Perindag, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Bulog, Satgas pangan serta Biro Ekonomi.

TPID maluku juga melakukan serangkaian rapat terbatas dipimpin Kasrul Selang yang menjabat Sekda Maluku, untuk memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok serta kelancaran distribusinya.

Berdasarkan hasil monitoring TPID di pasar-pasar moderen dan tradisional serta pusat-pusat distributor, stok barang kebutuhan pokok saat ini sangat memadai, dan diperkirakan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga dua bulan ke depan.

"Dalam satu hingga dua minggu ke depan akan masuk lagi barang kebutuhan pokok yang didatangkan distributor dari sejumlah daerah," katanya.

Ketersediaan beras saat ini sebanyak 4.291 ton, minyak goreng sebanyak 624,347 liter, terigu 1.728 ton, telur ayam ras 450,900 butir, gula pasir 265 ton serta ayam ras 949 ton.

Begitu juga stok pada gudang Bulog untuk beras, terigu, gula pasir dan minyak goreng persediaannya juga diperkirakan mencukupi kebutuhan sampai dua bulan ke depan.

"Koordinasi serta sidak pasar oleh TPID bersama Satgas Pangan terus dilakukan, baik pada pasar tradisional maupun moderen serta pusat-pusat distributor, untuk memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di masa pandemi COVID-19 ini," tandasnya.

Dia juga menambahkan, saat ini i Kota Ambon ada gerakan "Mari Katong Belanja Online" diprakarsai Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku, dalam rangka menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat ditengah pandemi COVID-19.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020