Ketua Bhayangkari Daerah Maluku Sitti Asiyah Baharuddin mengakui seorang anggota Polwan sebenarnya memiliki tugas yang sangat berat akibat peran ganda sebagai personil Polri dan ibu rumah tangga.

"Saya menyampaikan buat adik-adik Polwan, tugas kalian sangat berat karena memiliki peran ganda, di mana mengemban tugas Polri maupun ,  selaku ibu rumah tangga dalam pelayanan kepada suami serta anak anak," katanya, di Ambon, Rabu.

Penegasan Sitti  yang juga selaku ibu asuh Polwan Polda Maluku itu disampaikan dalam kegiatan pengarahan bagi personil Polwan, Satker dan Satwil jajaran di Mapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas prestasi yang diukir oleh para Polwan dalam mengikuti beberapa perlombaan dengan membawa nama baik Polda Maluku .

"Saya menyampaikan apresiasi yang sangat baik bagi para Polwan dalam prestasi yang diukir. Saya merasa bangga tentang apa yang dicapai mereka," ujar Sitti.

Dia juga meneruskan imbauan Ketua Bhayangkari Pusat selaku ibu asuh Polwan di seluruh Indonesia bahwa Polwan harus mempergunakan media sosial dengan sebagaimana mestinya, berpikir dewasa serta lihai sebelum menggunakannya agar bisa tercermin citra Polwan tetap baik.

"Sekali lagi saya selaku ibu asuh dan ketua Bhayangkari Polda Maluku, meminta maaf karena dengan situasi pandemi COVID-19 ini belum dapat berbuat apa-apa bagi para Polwan mau pun ibu-ibu Bhayangkari," kata Sitti.

Sementara Kapolda Maluku Irjen Pol Baharudin Djafar menyampaikan tujuan Polwan dibentuk adalah untuk mendukung dan melanjutkan kinerja polisi, karena ada hal hal penting yang tidak mungkin secara langsung untuk seorang Polisi lelaki melaksanakan pemeriksaan atau penggeledahan bagi perempuan yang bermasalah.

"Prinsip dasar dalam pembentukan Polwan harus kita tekankan untuk melanjutkan kinerja Polri ke depan, karena harkat Polwan di dalam lingkup masyarakat jauh lebih baik dari Polisi pria," tegas Kapolda.

Polwan memainkan dua peran dalam kehidupannya, dan mereka harus bisa membedakan mana tanggungjawabannya dalam kinerja selaku Polwan dan yang mana sebagai ibu rumah tangga untuk pelayanan kepada suami dan anak.

"Polwan juga selaku istri bagi suami, apa pun yang dia kerjakan dalam hidupnya harus betul betul diridhoi sama suaminya. Kalau tidak diridhoi maka segala sesuatu yang dikerjakan itu sia sia belaka. Itu adalah hal yang sudah ditentukan oleh Allah SWT,"kata Kapolda.

Untuk menyikapi peran dalam media sosial, Polwan harus betul-betul dewasa bagaimana cara mempergunakannya, karena belakangan ini ada hal-hal berupa pelanggaran yang dibuat oleh oknum Polwan.

Dalam kehidupan bersosial dalam kedinasan sebagai pimpinan harussatu langkah ke bawah (one step down), Kapolres lihat kabag kasatnya, dan seterusnya sampai pada anggota yang paling bawah.

Para Polwan senior kenali adik-adiknya, karena apabila ada masalah akan saling mengingatkan dan membantu, mencari solusi penyelesaian dari setiap permasalahan.

"Polda yang angka KDRT-nya paling tinggi adalah Maluku, dalam hal ini Polwan harus dapat tampil sebagai pemecah masalah dan jangan menjadi sumber masalah," tandas Kapolda.

Hal tersebut bisa terjadi karena seorang Polwan tidak menempatkan diri sebagai Polisi pemecah masalah yang sudah diamanahkan oleh negara.


 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020