Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyerahkan pengoperasian Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Bahtera Nusantara 02 kepada Gubernur Maluku, Murad Ismail, di hotel Mulia Jakarta, Rabu.
KMP jenis roll on-roll (Roro) berbobot 1.500 Gross Ton (GT) tersebut saat ini sementara berada di galangan kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, Surabaya, Jawa Timur sebagai perusahaan yang dipercayakan menangani pembangunannya.
"KMP Bahtera Nusantara 02 sudah bisa dibawa ke Maluku untuk dioperasikan. Pemprov Maluku hanya perlu berkoodinasi dengan pihak galangan kapal saja," kata Menhub.
Dia berharap pengoperasian KMP Bahtera Nusantara 02 yang pengelolaannya dipercayakan kepada PD Panca Karya, akan berdampak mendukung konektivitas antarwilayah, khususnya aksesibilitas di Kepulauan Maluku.
"Kami berharap kehadiran KMP berkapasitas 1.500 GT berdampak mendorong kelancaran ekonomi, distribusi logistik serta pengembangan pulau-pulau dan daerah sekitarnya," tandasnya.
Menhub juga berharap manajemen pengelolaannya oleh PD Panca Karya lebih profesional sehingga memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pembangunan, terutama sektor perhubungan di Maluku.
"Saya berharap pengoperasiannya dilakukan secara profesional. Jangan sampai mangkrak atau tidak beroperasi seperti beberapa kapal feri yang pengoperasiannya ditangani BUMD di beberapa kabupaten di Maluku," tegasnya.
Gubernur Maluku Murad Ismail menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Pusat, terutama Menhub yang telah menepati janjinya menyerahkan kapal berukuran besar untuk memperkuat armada perhubungan di Maluku.
Dia menyatakan, Maluku membutuhkan banyak KMP untuk melayani transportasi antarpulau, mengingat karakteristik geografis Maluku yang terdiri dari 1.340 buah pulau.
Murad yang didampingi Direktur PD. Panca Karya Rusdy Ambon mengatakan, pengoperasian kapal roro tersebut sangat strategis untuk mendukung akses penyeberangan di Maluku yang 92,4 persen dari luas wilayah 712.480 KM2 merupakan laut.
"Pemberian kapal feri ini sangat membantu kami, terutama dalam membuka akses perhubungan antarpulau. Kami masih membutuhkan beberapa kapal lagi tapi sementara ini sudah membantu kebutuhan akses penyeberangan di wilayah Maluku," katanya.
Direktur PD Panca Karya, Rusdy Ambon mengatakan, kehadiran KMP Bahtera Nusantara 02 akan dimanfaatkan mendukung pelayanan penyebarangan di Maluku. "Pelayanan penyeberangan di Maluku membutuhkan armada berkapasitas besar karena dihadapkan dengan kondisi cuaca ekstrem," tandasnya.
KMP Bahtera Nusantara 02 memiliki kapasitas angkut 400 orang dan 29 unit kendaraan campuran (19 unit truk besar dan 10 unit kendaraan) dengan kecepatan percobaan 16 knot per jam.
KMP yang dibangun oleh PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard itu menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018-2019 sebesar Rp90 miliar dengan waktu pekerjaan selama 22 bulan.
"Kehadiran KMP Bahtera Nusantara 02 diharapkan mendukung pengembangan sektor pariwisata maupun kelautan dan perikanan di Maluku, disamping akses barang dan orang antarpulau di Maluku," tandas Rusdy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
KMP jenis roll on-roll (Roro) berbobot 1.500 Gross Ton (GT) tersebut saat ini sementara berada di galangan kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, Surabaya, Jawa Timur sebagai perusahaan yang dipercayakan menangani pembangunannya.
"KMP Bahtera Nusantara 02 sudah bisa dibawa ke Maluku untuk dioperasikan. Pemprov Maluku hanya perlu berkoodinasi dengan pihak galangan kapal saja," kata Menhub.
Dia berharap pengoperasian KMP Bahtera Nusantara 02 yang pengelolaannya dipercayakan kepada PD Panca Karya, akan berdampak mendukung konektivitas antarwilayah, khususnya aksesibilitas di Kepulauan Maluku.
"Kami berharap kehadiran KMP berkapasitas 1.500 GT berdampak mendorong kelancaran ekonomi, distribusi logistik serta pengembangan pulau-pulau dan daerah sekitarnya," tandasnya.
Menhub juga berharap manajemen pengelolaannya oleh PD Panca Karya lebih profesional sehingga memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pembangunan, terutama sektor perhubungan di Maluku.
"Saya berharap pengoperasiannya dilakukan secara profesional. Jangan sampai mangkrak atau tidak beroperasi seperti beberapa kapal feri yang pengoperasiannya ditangani BUMD di beberapa kabupaten di Maluku," tegasnya.
Gubernur Maluku Murad Ismail menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Pusat, terutama Menhub yang telah menepati janjinya menyerahkan kapal berukuran besar untuk memperkuat armada perhubungan di Maluku.
Dia menyatakan, Maluku membutuhkan banyak KMP untuk melayani transportasi antarpulau, mengingat karakteristik geografis Maluku yang terdiri dari 1.340 buah pulau.
Murad yang didampingi Direktur PD. Panca Karya Rusdy Ambon mengatakan, pengoperasian kapal roro tersebut sangat strategis untuk mendukung akses penyeberangan di Maluku yang 92,4 persen dari luas wilayah 712.480 KM2 merupakan laut.
"Pemberian kapal feri ini sangat membantu kami, terutama dalam membuka akses perhubungan antarpulau. Kami masih membutuhkan beberapa kapal lagi tapi sementara ini sudah membantu kebutuhan akses penyeberangan di wilayah Maluku," katanya.
Direktur PD Panca Karya, Rusdy Ambon mengatakan, kehadiran KMP Bahtera Nusantara 02 akan dimanfaatkan mendukung pelayanan penyebarangan di Maluku. "Pelayanan penyeberangan di Maluku membutuhkan armada berkapasitas besar karena dihadapkan dengan kondisi cuaca ekstrem," tandasnya.
KMP Bahtera Nusantara 02 memiliki kapasitas angkut 400 orang dan 29 unit kendaraan campuran (19 unit truk besar dan 10 unit kendaraan) dengan kecepatan percobaan 16 knot per jam.
KMP yang dibangun oleh PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard itu menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018-2019 sebesar Rp90 miliar dengan waktu pekerjaan selama 22 bulan.
"Kehadiran KMP Bahtera Nusantara 02 diharapkan mendukung pengembangan sektor pariwisata maupun kelautan dan perikanan di Maluku, disamping akses barang dan orang antarpulau di Maluku," tandas Rusdy.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020