Yayasan Pelangi Maluku mengintensifkan klinik komunitas Candela untuk mendampingi penderita HIV/AIDS di provinsi ini.

Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Pentury, di Ambon, Rabu, mengatakan, klinik Candela fokus untuk komunitas dengan memberikan dukungan bagi penderita agar bisa menerima status sebagai orang dengan HIV/AIDS (ODHA)).

"Di klinik Candela teman-teman komunitas bisa melakukan pemeriksaan dan konseling secara terbuka secara kekeluargaan," ujarnya.

Layanan klinik Candela bertujuan membantu pencegahan, perawatan dan pengobatan penderita HIV/AIDS.

Klinik ini secara legal mulai melayani sejak Agustus 2019. Hanya saja, pada  2019 terjadi bencana alam gempa bumi, dilanjutkan awal 2020 pandemi COVID-19.

"Layanan kita terkendala bencana alam gempa bumi maupun pandemi COVID-19, tetapi tidak menyurutkan semangat untuk tetap mendampingi para penderita," ujarnya.

Data dukungan kita di klinik Candela sejak Januari-Juni 2020 telah dilakukan tes kepada 2.315 pasien.

"Data kita sudah cukup banyak yang kita dukung pada layanan klinik Candela, datanya hampir 2.315 kita telah melakukan tes sejak Januari - Juni 2020," katanya.

Rosa mengakui penularan infeksi HIV berkaitan dengan perilaku. Perilaku dan pola hidup seperti sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril bisa menjadi pemicu terkena infeksi HIV.

Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya melalui kampanye dan advokasi penekanan penularan HIV dilakukan oleh para pemerhati dan kelompok-kelompok peduli HIV/Aids, lebih banyak menekankan pada penggunaan kondom, dan tidak menggunakan jarum suntik yang sama secara bergantian.

"Kampanye penggunaan kondom sering disalahartikan sebagai upaya melegalkan seks bebas, tapi sebenarnya itu menganjurkan cara mengamankan diri dari penularan infeksi HIV," tandasnya.
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020