Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat daerah ini selama Juli sampai Agustus 2020 tidak ada kegiatan impor karena dipengaruhi dampak pandemi COVID-19.

"Secara kumulatif nilai impor Maluku Januari-Agustus 2020 mencapai 54,45 juta dolar AS atau menurun 66,12 persen jika dibanding pada periode yang sama pada 2019," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Maluku, Jessica Pupella, di Ambon, Sabtu.

Negara asal impor Maluku selama Januari- Agustus 2020 yakni Singapura dan Malaysia. Impor terbesar dari Singapura dengan nilai 35,95 juta dolar Amerika Serikat.

Jessica mengatakan, komoditi yang di impor selama ini berasal dari sektor migas, berupa minyak, bahan bakar motor tanpa timbal (dari RON 90 dan lebih tepat di bawah RON 70, tidak dicampur).

"Impor Maluku pada Januari- Agustus melalui pelabuhan Yos Sudarso Ambon dan pelabuhan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah," ujarnya.

Penurunan impor terbesar melalui pelabuhan Tulehu yakni sekitar 85,06 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Sebagian besar bongkar barang impor Maluku melalui pelabuhan Yos Sudarso Ambon mencapai 95,96 persen dari total impor atau senilai 52,26 juta dolar Amerika Serikat.

Dia mengatakan volume impor Maluku periode Januari-Agustus 2020 mencapai 147,63 ribu ton atau menurun 38,75 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Sektor migas terjadi penurunan sekitar 38,44 persen disebabkan tidak ada impor migas selama bulan Juli dan Agustus 2020.

"Kontribusi sektor migas sangat dominan pada aktivitas impor Maluku dimana seluruh kegiatan impor berasal dari sektor migas," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020