Ambon (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat sektor non migas hingga kini masih mendominasi kegiatan ekspor daerah itu pada Januari 2024.
"Ekspor Maluku pada Januari 2024 mencapai 8,22 juta dolar AS yang berasal dari komoditas sektor non migas dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna, kerapu, ikan laut, dan kepiting," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Maritje Patiwallapia di Ambon, Senin.
Nilai ekspor Maluku pada Januari 2024 turun 58,63 persen dibandingkan nilai ekspor Maluku pada Desember 2023 yang mencapai 19,88 juta dolar AS yang berasal komoditas migas dan non migas.
Perbandingan ekspor Maluku pada periode Januari 2024 terhadap Januari 2023 menunjukan peningkatan sekitar 37,60 persen.
Ekspor Maluku pada Januari 2024 berasal dari kelompok ikan dan udang sementara ekspor Maluku pada Januari 2023 senilai 5,98 juta dolar AS juga berasal dari kelompok ikan dan udang berupa ikan tuna, kerapu kakatua, rajabau, kepiting bakau, dan udang vannamei.
Negara tujuan ekspor Maluku pada Januari 2024 yakni Thailand, Singapura, Vietnam, Hongkong, Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Ghana. Ekspor terbesar menuju Tiongkok senilai 6,71 juta dolar AS.
Total nilai ekspor komoditas dari pelabuhan luar Maluku pada Januari 2024 mencapai 4,79 juta dolar AS atau naik 324,72 persen dibanding Desember 2023.
Jika dibandingkan dengan Januari 2023 yang mencapai 6,94 juta dolar AS nilai ekspor komoditas asal Maluku yang diekspor melalui pelabuhan luar Maluku mengalami penurunan sekitar 31,02 persen.
Ekspor komoditas asal Maluku pada Januari 2024 melalui pelabuhan Yos Sudarso , Tual dan Bandara Pattimura.
Volume ekspor Maluku pada Januari 2024 mencapai 1,64 ribu ton atau mengalami penurunan sekitar 95,98 persen dibanding Desember 2023.
Kelompok bahan bakar mineral penurunan volume ekspor mencapai 100,00 persen, sebaliknya kelompok ikan dan udang mengalami peningkatan sekitar 611,22 persen.
Sebelumnya Balai Pengawasan dan Pengendalian Mutu dan Hasil Kelautan dan Perikanan (BP2MHKP) Ambon menyebutkan sebanyak 616 ton tuna peringkat A dari Maluku diekspor ke Jepang selama 2023.
"Total nilai ekspor ikan tuna peringkat A ke Jepang itu mencapai 5,2 juta dolar AS," kata Kepala BP2MHKP Ambon Muh Hatta Arisandi.
Hatta menyebutkan jika dibandingkan dengan 2022, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pada 2022 tuna yang diekspor ke Jepang sebanyak 510 ton senilai 3,2 juta dolar AS, meningkat 106 ton menjadi 616 ton senilai 5,2 juta dolar AS pada 2023.
Menurut dia, ikan tuna peringkat A asal Maluku menjadi primadona di pasar Jepang untuk dikonsumsi atau diolah menjadi sashimi. Oleh karena itu, pihaknya memastikan mutu komoditas tersebut tetap terjaga mulai dari tangkapan nelayan hingga sampai ke tangan konsumen di Jepang.
BPS: Sektor non migas masih mendominasi ekspor Maluku
Senin, 4 Maret 2024 13:20 WIB