Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara Kuntu Daud mendorong pengembangan batik lokal dijadikan seragam aparatur sipil negara (ASN) baik Pemprov maupun Pememerintah kabupaten/kota di daerah itu.

"Kita harus bangga mengenakan batik kita sendiri, apalagi berbagai corak batik lokal khas berbagai motif, diantaranya Batik Tubo di Ternate, Batik Sula, dan Puta Dino Tidore," katanya di Ternate, Senin.

Menurutnya, batik adalah kekayaan daerah yang harus dilestarikan dan salah satu langkah konkrit adalah dengan dijadikan seragam ASN.

Kuntu sendiri selama ini kerap mengenakan batik dalam berbagai agenda, baik urusan kantor maupun acara keluarga dan untuk memilih batik yang tepat untuk dijadikan seragam ASN, Pemprov melalui instansi terkait harus melakukan kajian yang melibatkan stakeholder lainnya.

Politisi PDI Perjuangan ini berjanji akan menyampaikan rencana tersebut kepada anggota DPRD dalam sebuah pertemuan resmi, serta akan disampaikan kepada Gubernur KH Abdul Gani Kasuba.

"Kita harus serius mewujudkan ini, Gubernur dan jajarannya juga harus mendukung, karena ini untuk daerah kita," ujarnya.

Selain melestarikan kekayaan daerah, batik juga akan mendorong perkembangan UMKM lokal khususnya yang memproduksi kain batik, serta penjahit pakaian, bahkan jika harus membutuhkan mesin modern dengan kapasitas produksi yang besar, maka Pemda juga harus turut membantu.

"Bisa kita bayangkan dampak ekonominya, jika ribuan pegawai yang akan mengenakan baju batik. UMKM kita akan maju," katanya.

Kuntu berharap, masyarakat Maluku Utara juga bangga mengenakan batik daerah dalam berbagai aktivitas dan menjaga untuk dorong batik daerah agar bisa dikenal, tidak hanya di Malut tapi di tingkat nasional.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020