Kepala Perum Bulog Divre Maluku Muhammad Taufiq mengatakan pembangunan gudang beras milik BUMN itu di satu daerah harus sesuai dengan kriteria.
"Salah satu kriteria yang pertama untuk membangun gudang beras yakni daerah tersebut merupakan daerah lumbung padi," katanya di Ambon, Rabu.
Taufiq mengungkapkan hal tersebut terkait permintaan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru agar Bulog membangun gudang di Kota Dobo guna memperlancar penyaluran beras bagi keluarga ekonomi lemah di daerah itu.
Ia juga menyarankan Pemkab Kepulauan Aru mengajukan permintaan tersebut ke Kantor Pusat Bulog di Jakarta, disertai dengan alasan dan pertimbangan yang mendukung. Pengusulan melalui Bulog Maluku.
"Kalau usul sudah masuk, maka Kantor Pusat akan menilai dan menerjunkan tim ke Dobo untuk melakukan survei kelayakan daerah itu sebagai gudang Bulog," katanya.
Taufiq juga menanggapi informasi tentang seringnya terjadi keterlambatan penyaluran beras untuk KPM (keluarga penerima manfaat) PKH (program keluarga harapan) di Kepulauan Aru sebagai akibat dari keterlambatan pengiriman beras dari gudang Bulog di Tual.
"Saya perlu tegaskan di sini bahwa untuk penyaluran beras KPM PKH dari Kementerian Sosial untuk jatah masyarakat Maluku Agustus-Oktober 2020, Bulog Maluku dan Maluku Utara ditugaskan untuk menyiapkan stok beras saja. Sedangkan untuk pengangkutan, ada BUMN lain yang melakukan," katanya.
"Untuk Maluku dan Maluku Utara, ditunjuk Banda Graha Refta. Perusahaan itu yang mengangkut beras Bulog sampai ke penerima manfaat. Ini perlu kita tegaskan dulu agar jelas, semua sesuai SOP dari Kementerian Sosial," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Lukman Noomay menyatakan sangat berharap Bulog Divre Maluku membuka gudang di Dobo, untuk memperlancar bantuan beras bagi keluarga ekonomi lemah di daerah kepulauan itu.
"Harapan kongkritnya, kami ingin Bulog Maluku selaku BUMN penyalur, membuka gudang di Dobo. Geografis Aru ini kepulauan, ada sekitar 350 pulau berpenghuni dari 767 pulau yang ada," kata Lukman di Dobo, Sabtu (30/10).
Ia menyatakan, penyaluran beras untuk KPM (keluarga penerima manfaat) PKH (program keluarga harapan) di daerah ini sering terlambat karena keterlambatan pengiriman dari Gudang Bulog Kota Tual.
Pengiriman dari Tual ke Dobo menggunakan transportasi laut dengan waktu tempuh 12 jam.
"Keterlambatan bukan di sini (dari Dobo ke berbagai kecamatan sasaran), tetapi karena kami terima dari Tual terlambat. Kalau sudah di sini, pengiriman lancar. Contohnya distribusi ke Desa Koijabi di Kecamatan Aru Tengah Timur, kemarin. Dalam waktu kurang dari tiga jam perjalanan menggunakan 'speedboat', beras bantuan sudah tiba dan bisa diserahkan," katanya.
Menurut Lukman, usul pembangunan gudang Bulog di Dobo, ibu kota Kepulauan Aru sudah lama diajukan tetapi belum ada tanggapan.
Baca juga: Stok beras milik Bulog Maluku aman
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
"Salah satu kriteria yang pertama untuk membangun gudang beras yakni daerah tersebut merupakan daerah lumbung padi," katanya di Ambon, Rabu.
Taufiq mengungkapkan hal tersebut terkait permintaan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru agar Bulog membangun gudang di Kota Dobo guna memperlancar penyaluran beras bagi keluarga ekonomi lemah di daerah itu.
Ia juga menyarankan Pemkab Kepulauan Aru mengajukan permintaan tersebut ke Kantor Pusat Bulog di Jakarta, disertai dengan alasan dan pertimbangan yang mendukung. Pengusulan melalui Bulog Maluku.
"Kalau usul sudah masuk, maka Kantor Pusat akan menilai dan menerjunkan tim ke Dobo untuk melakukan survei kelayakan daerah itu sebagai gudang Bulog," katanya.
Taufiq juga menanggapi informasi tentang seringnya terjadi keterlambatan penyaluran beras untuk KPM (keluarga penerima manfaat) PKH (program keluarga harapan) di Kepulauan Aru sebagai akibat dari keterlambatan pengiriman beras dari gudang Bulog di Tual.
"Saya perlu tegaskan di sini bahwa untuk penyaluran beras KPM PKH dari Kementerian Sosial untuk jatah masyarakat Maluku Agustus-Oktober 2020, Bulog Maluku dan Maluku Utara ditugaskan untuk menyiapkan stok beras saja. Sedangkan untuk pengangkutan, ada BUMN lain yang melakukan," katanya.
"Untuk Maluku dan Maluku Utara, ditunjuk Banda Graha Refta. Perusahaan itu yang mengangkut beras Bulog sampai ke penerima manfaat. Ini perlu kita tegaskan dulu agar jelas, semua sesuai SOP dari Kementerian Sosial," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Lukman Noomay menyatakan sangat berharap Bulog Divre Maluku membuka gudang di Dobo, untuk memperlancar bantuan beras bagi keluarga ekonomi lemah di daerah kepulauan itu.
"Harapan kongkritnya, kami ingin Bulog Maluku selaku BUMN penyalur, membuka gudang di Dobo. Geografis Aru ini kepulauan, ada sekitar 350 pulau berpenghuni dari 767 pulau yang ada," kata Lukman di Dobo, Sabtu (30/10).
Ia menyatakan, penyaluran beras untuk KPM (keluarga penerima manfaat) PKH (program keluarga harapan) di daerah ini sering terlambat karena keterlambatan pengiriman dari Gudang Bulog Kota Tual.
Pengiriman dari Tual ke Dobo menggunakan transportasi laut dengan waktu tempuh 12 jam.
"Keterlambatan bukan di sini (dari Dobo ke berbagai kecamatan sasaran), tetapi karena kami terima dari Tual terlambat. Kalau sudah di sini, pengiriman lancar. Contohnya distribusi ke Desa Koijabi di Kecamatan Aru Tengah Timur, kemarin. Dalam waktu kurang dari tiga jam perjalanan menggunakan 'speedboat', beras bantuan sudah tiba dan bisa diserahkan," katanya.
Menurut Lukman, usul pembangunan gudang Bulog di Dobo, ibu kota Kepulauan Aru sudah lama diajukan tetapi belum ada tanggapan.
Baca juga: Stok beras milik Bulog Maluku aman
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020