Ambon (ANTARA) - Bulog Maluku menyebut saat ini pihaknya memiliki stok beras sebanyak 8.100 ton yang bisa digunakan untuk tiga bulan ke depan.
"Konsumsi rata-rata beras Bulog di Maluku mencapai 2.500 ton per bulan, sementara stok yang tersimpan di Gudang Maluku mencapai 8.100 ton," kata Kepala Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara Chaerul Mazhar di Ambon, Kamis.
Menurut dia stok beras tersebut tersimpan digudang milik Bulog Maluku, baik di Ambon, tepatnya di gudang Desa Halong, dan Air Salobar, kemudian di Mako, Cobisonta, Tual, dan juga Saumlaki.
"Oleh sebab itu masyarakat di daerah itu tidak perlu takut, apalagi menghadapi musim penghujan sekarang ini," kata dia.
Ia memastikan Bulog Maluku selalu melakukan pengawasan keberadaan stok beras di gudang setiap minggu karena tidak boleh kosong dan jika berkurang akan diminta lagi ke pusat.
Bulog Maluku juga mendapat informasi akan ada lagi beras impor asal Vietnam yang akan masuk dalam waktu dekat.
"Pada April 2024 beras impor asal Vietnam yang masuk ke Ambon sebanyak 4.750 ton," ujarnya.
Chaerul juga mengakui, kalau masyarakat kaget harga beras Bulog di pasar tradisional Kota Ambon sudah naik hingga mencapai Rp13.500 per Kilogram.
Dia menjelaskan, menindaklanjuti Surat Keputusan Badan Pangan Nasional nomor 175 tahun 2024 tanggal 29 April 2024, ketentuan harga beras SPHP yang berlaku mulai 1 Mei 2024 untuk Zona III Maluku, Maluku Utara, dan Papua harga penjualan di gudang Bulog Rp11.600 per kilogram.
"Kemudian harga eceran tertinggi yang dibayarkan konsumen selaku pengguna akhir Rp13.500 per kilogram," ujarnya.
Bulog Maluku miliki stok beras 8.100 ton untuk tiga bulan ke depan
Kamis, 16 Mei 2024 14:01 WIB