Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah ini Desember 2020 mengalami penurunan dibandingkan 2019 yang mencapai 68,49 atau turun 0,21 poin.
"Kecepatan pembangunan manusia di Malut pada 2020 mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan IPM yang terkontraksi sebesar 0,31 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2019 yang mencapai 1,39 persen," kata Kepala BPS Malut, Atas Parlindungan Lubis di Ternate, Kamis.
Dia menyatakan, pada 2020, status pembangunan manusia di Malut berada pada level atau kategori sedang. Status tersebut masih sama dengan 2019. Menurunnya IPM Malut terjadi pada komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Di mana, untuk bayi yang lahirpada 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 68,33 tahun. Anak-anak yang pada 2020 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,67 tahun (Diploma II) dengan penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,04 tahun (kelas IX).
Selain itu, masyarakat Malut pada 2020 memenuhi kebutuhan hidup dengan rata - rata pengeluaran per kapita sebesar 8,03 juta rupiah per tahun.
"Menurunnya IPM Malut terjadi hampir di seluruh wilayah, terkecuali Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Pulau Morotai. IPM tertinggi diduduki oleh Kota Ternate (79,82), sedangkan IPM terendah masih ditempati Kabupaten Pulau Taliabu (60,48)," katanya.
Dia menjelaskan, IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia dalam jangka panjang dengan memperhatikan tiga aspek mendasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Sebab, secara umum, pembangunan manusia Malut terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2019. Namun, IPM Malut menurun dari 68,70 pada 2019 menjadi 68,49 pada tahun 2020. Selama periode tersebut, IPM Malut rata-rata tumbuh sebesar 0,87 persen per tahun dan masih berada pada level sedang.
Dia mengemukakan, pada periode 20192020, IPM Malut terkontraksi sebesar 0,31 persen, pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
"Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya, selama periode 2010-2020, peningkatan IPM didorong oleh kenaikan setiap komponen pembentuk IPM," ujar Atas Parlindungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Kecepatan pembangunan manusia di Malut pada 2020 mengalami perlambatan ditandai dengan pertumbuhan IPM yang terkontraksi sebesar 0,31 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2019 yang mencapai 1,39 persen," kata Kepala BPS Malut, Atas Parlindungan Lubis di Ternate, Kamis.
Dia menyatakan, pada 2020, status pembangunan manusia di Malut berada pada level atau kategori sedang. Status tersebut masih sama dengan 2019. Menurunnya IPM Malut terjadi pada komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Di mana, untuk bayi yang lahirpada 2020 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 68,33 tahun. Anak-anak yang pada 2020 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,67 tahun (Diploma II) dengan penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,04 tahun (kelas IX).
Selain itu, masyarakat Malut pada 2020 memenuhi kebutuhan hidup dengan rata - rata pengeluaran per kapita sebesar 8,03 juta rupiah per tahun.
"Menurunnya IPM Malut terjadi hampir di seluruh wilayah, terkecuali Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Pulau Morotai. IPM tertinggi diduduki oleh Kota Ternate (79,82), sedangkan IPM terendah masih ditempati Kabupaten Pulau Taliabu (60,48)," katanya.
Dia menjelaskan, IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia dalam jangka panjang dengan memperhatikan tiga aspek mendasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.
Sebab, secara umum, pembangunan manusia Malut terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2019. Namun, IPM Malut menurun dari 68,70 pada 2019 menjadi 68,49 pada tahun 2020. Selama periode tersebut, IPM Malut rata-rata tumbuh sebesar 0,87 persen per tahun dan masih berada pada level sedang.
Dia mengemukakan, pada periode 20192020, IPM Malut terkontraksi sebesar 0,31 persen, pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
"Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya, selama periode 2010-2020, peningkatan IPM didorong oleh kenaikan setiap komponen pembentuk IPM," ujar Atas Parlindungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021