Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, pusat perbelanjaan Plaza Gamalama Ternate terus dalam pembenahan, meskipun proses pengresmian dilakukan Wali Kota Burhan Abdurahman sebelum melepaskan jabatannya pada 17 Februari 2021.
"Peresmian tanpa pengelola, artinya gedung ini belum bisa difungsikan. Fungsi pengelola dalam Permendagri maupun Perpres ada tata cara. Jadi gedung ini sementara belum ada penghuninya, baik lokal maupun nasional yang berminat sudah memasukan surat ke Wali Kota Ternate terkait investasi di Plaza Gamalama," kata Kadis PUPR Kota Ternate, Risval Tri Budianto di Ternate, Sabtu.
Dia menjelaskan, proses penentuan pengelola ini harus mengikuti aturan. Aturan itu yang sementara dikaji dan jika itetapkan, maka dilakukan tender..
Namun hingga sekarang, pihaknya belum memberikan jawaban dan kurang lebih 20 tenant, baik lokal maupun nasional yang siap mengisi Plaza Gamalama.
Risval menyatakan, tenant ini tidak bisa secara langsung setelah menyurat langsung disetujui. Pengelola yang membahasnya, karena kelayakannya masuk ke dalam seperti apa, tetap mengutamakan investasi lokal di Malut.
"Proses penentuan secara administrasi cukup lama sekitar 30 - 60 hari, karena ini asset Pemkot Ternae yang cukup mahal dan harus memperhatikan adminitrasi tata kelola keuangan negara," ujarnya.
Risval mengemukakan, anggaran pembangunan Plaza Gamalama Rp92,5 miliar. Pagu anggaran yaitu, tahap pertama 2017 Rp20 miliar, tahap dua 2018 Rp2,5 milyar, dan tahap ketiga Rp70 miliar.
Sedankan, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman sebelum melepaskan jabatannya pada 17 Februari 2021 melakukan peresmian Plaza Gamalama Plaza. Plaza ini ditargetkan menjadikan Ternate sebagai "magnet" bagi semua orang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Ternate saat ini menjadi kota jasa dan pusat perdagangan Provinsi Malut dan semua orang akan datang ke kota ini baik untuk berbelanja maupun menikmati pesona wisata daerah ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Peresmian tanpa pengelola, artinya gedung ini belum bisa difungsikan. Fungsi pengelola dalam Permendagri maupun Perpres ada tata cara. Jadi gedung ini sementara belum ada penghuninya, baik lokal maupun nasional yang berminat sudah memasukan surat ke Wali Kota Ternate terkait investasi di Plaza Gamalama," kata Kadis PUPR Kota Ternate, Risval Tri Budianto di Ternate, Sabtu.
Dia menjelaskan, proses penentuan pengelola ini harus mengikuti aturan. Aturan itu yang sementara dikaji dan jika itetapkan, maka dilakukan tender..
Namun hingga sekarang, pihaknya belum memberikan jawaban dan kurang lebih 20 tenant, baik lokal maupun nasional yang siap mengisi Plaza Gamalama.
Risval menyatakan, tenant ini tidak bisa secara langsung setelah menyurat langsung disetujui. Pengelola yang membahasnya, karena kelayakannya masuk ke dalam seperti apa, tetap mengutamakan investasi lokal di Malut.
"Proses penentuan secara administrasi cukup lama sekitar 30 - 60 hari, karena ini asset Pemkot Ternae yang cukup mahal dan harus memperhatikan adminitrasi tata kelola keuangan negara," ujarnya.
Risval mengemukakan, anggaran pembangunan Plaza Gamalama Rp92,5 miliar. Pagu anggaran yaitu, tahap pertama 2017 Rp20 miliar, tahap dua 2018 Rp2,5 milyar, dan tahap ketiga Rp70 miliar.
Sedankan, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman sebelum melepaskan jabatannya pada 17 Februari 2021 melakukan peresmian Plaza Gamalama Plaza. Plaza ini ditargetkan menjadikan Ternate sebagai "magnet" bagi semua orang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Ternate saat ini menjadi kota jasa dan pusat perdagangan Provinsi Malut dan semua orang akan datang ke kota ini baik untuk berbelanja maupun menikmati pesona wisata daerah ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021