Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Maluku menyatakan, terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 51 kasus periode Januari - April 2021 dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang hanya 21 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy di Ambon Kamis mengatakan, jumlah terbanyak ada di Kecamatan Sirimau maupun Baguala.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah antisipasi dengan melalukan pengasapan atau fogging pada sejumlah lingkungan rawan endemik DBD.
Tetapi, untuk membantu menurunkan jumlah kasus, warga diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, serta mengubur sampah dan barang- barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
"Gerakan 3M plus merupakan gerakan bersama menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal masyarakat, agar terhindar dari perkembangbiakan nyamuk penyebar penyakit DBD," katanya.
Fogging katanya, merupakan alternatif terakhir, karena hanya membunuh jentik nyamuk dewasa, tetapi jika lingkungan bersih dengan warga melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk
"Apalagi saat ini intensitas hujan semakin meningkat di kota Ambon, sehingga dibutuhkan upaya bersama dengan menjaga lingkungan," ujarnya.
Selain fogging, pihaknya juga menggiatkan abatesasi, yakni pemberian bubuk abate secara gratis kepada masyarakat dan dapat diperoleh pada Puksesmas setempat.
"Pemberian abate gratis ini untuk membasmi jentik – jentik nyamuk pada tempat penampungan air warga," katanya.
Wilayah di Kota Ambon yang rawan serangan DBD, yakni kawasan Kayu Putih, Lateri, Bentas, Hative Kecil, dan Passo.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy di Ambon Kamis mengatakan, jumlah terbanyak ada di Kecamatan Sirimau maupun Baguala.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah antisipasi dengan melalukan pengasapan atau fogging pada sejumlah lingkungan rawan endemik DBD.
Tetapi, untuk membantu menurunkan jumlah kasus, warga diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M, menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, serta mengubur sampah dan barang- barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
"Gerakan 3M plus merupakan gerakan bersama menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal masyarakat, agar terhindar dari perkembangbiakan nyamuk penyebar penyakit DBD," katanya.
Fogging katanya, merupakan alternatif terakhir, karena hanya membunuh jentik nyamuk dewasa, tetapi jika lingkungan bersih dengan warga melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk
"Apalagi saat ini intensitas hujan semakin meningkat di kota Ambon, sehingga dibutuhkan upaya bersama dengan menjaga lingkungan," ujarnya.
Selain fogging, pihaknya juga menggiatkan abatesasi, yakni pemberian bubuk abate secara gratis kepada masyarakat dan dapat diperoleh pada Puksesmas setempat.
"Pemberian abate gratis ini untuk membasmi jentik – jentik nyamuk pada tempat penampungan air warga," katanya.
Wilayah di Kota Ambon yang rawan serangan DBD, yakni kawasan Kayu Putih, Lateri, Bentas, Hative Kecil, dan Passo.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021