Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Maluku Utara batal menggelar tradisi pawai malam Lailatul Qadar atau bisa disebut warga kota Ternate malam Ela-ela karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
Plh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Muhdar Din di Ternate, Jumat, menjelaskan festival malam Ela-ela batal digelar, karena adanya pandemi sehingga pelaksanaan prosesi Ela-ela hanya terpusat di Kedaton Kesultanan Ternate.
"Pawai Ela - Ela tetap ada, hanya saja tidak ada pawai maupun lomba antarkelurahan, tetapi hanya sekadar ritual di Kedaton dan Masjid Kesultanan Ternate," katanya.
Meski tidak melakukan pawai Ela - Ela pada tiap-tiap kelurahan seperti beberapa tahun lalu, tapi kali ini Ela-ela hanya dilakukan pada satu titik saja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Memang untuk dua tahun lalu kan kita bikin, tapi tahun lalu memang tidak karena tidak ada anggaran dan juga COVID-19, tahun ini bikin tapi hanya di Kedaton, karena sesuai anggaran," katanya.
Sebelumnya, pada tahun lalu, sejumlah kelurahan di Kota Ternate juga meniadakan tradisi malam Ela-ela pada 27 Ramadan sebagai salah satu upaya melestarikan tradisi Islam peninggalan leluhur, menyusul adanya pandemi COVID-19 melanda daerah ini.
Imam masjid besar Akehuda Ternate mengatakan pihaknya telah menyampaikan ke seluruh masyarakat untuk tidak menggelar tradisi ela-ela dan warga harus tetap di rumah, karena pandemic COVID-19.
Menurut dia, pihaknya bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate bersepakat, untuk tradisi malam ela ela hanya dinyalakan obor/pelita di rumah masing-masing dan orang tua dapat mengawasi anak-anaknya untuk tidak berkumpul melakukan aktivitas tradisi malam Ela-ela.
"Bahkan, untuk malam takbiran dapat dilakukan di rumah masing-masing tanpa harus berkumpul di suatu tempat yang dapat mengundang orang berkerumunan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Plh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Ternate, Muhdar Din di Ternate, Jumat, menjelaskan festival malam Ela-ela batal digelar, karena adanya pandemi sehingga pelaksanaan prosesi Ela-ela hanya terpusat di Kedaton Kesultanan Ternate.
"Pawai Ela - Ela tetap ada, hanya saja tidak ada pawai maupun lomba antarkelurahan, tetapi hanya sekadar ritual di Kedaton dan Masjid Kesultanan Ternate," katanya.
Meski tidak melakukan pawai Ela - Ela pada tiap-tiap kelurahan seperti beberapa tahun lalu, tapi kali ini Ela-ela hanya dilakukan pada satu titik saja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Memang untuk dua tahun lalu kan kita bikin, tapi tahun lalu memang tidak karena tidak ada anggaran dan juga COVID-19, tahun ini bikin tapi hanya di Kedaton, karena sesuai anggaran," katanya.
Sebelumnya, pada tahun lalu, sejumlah kelurahan di Kota Ternate juga meniadakan tradisi malam Ela-ela pada 27 Ramadan sebagai salah satu upaya melestarikan tradisi Islam peninggalan leluhur, menyusul adanya pandemi COVID-19 melanda daerah ini.
Imam masjid besar Akehuda Ternate mengatakan pihaknya telah menyampaikan ke seluruh masyarakat untuk tidak menggelar tradisi ela-ela dan warga harus tetap di rumah, karena pandemic COVID-19.
Menurut dia, pihaknya bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate bersepakat, untuk tradisi malam ela ela hanya dinyalakan obor/pelita di rumah masing-masing dan orang tua dapat mengawasi anak-anaknya untuk tidak berkumpul melakukan aktivitas tradisi malam Ela-ela.
"Bahkan, untuk malam takbiran dapat dilakukan di rumah masing-masing tanpa harus berkumpul di suatu tempat yang dapat mengundang orang berkerumunan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021