Ternate (ANTARA) - Sejumlah kelurahan di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) meniadakan tradisi malam ela-ela pada 27 Ramadan sebagai salah satu upaya melestarikan tradisi Islam peninggalan leluhur, menyusul adanya pandemi COVID-19 melanda daerah ini.
"Kami telah menyampaikan ke seluruh masyarakat untuk tidak menggelar tradisi ela-ela dan warga harus tetap di rumah, karena pandemi COVID-19," kata Imam masjid besar Akehuda Ternate, Sadik Yusuf kepada ANTARA, Selasa.
Menurut dia, pihaknya bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate bersepakat, untuk tradisi malam ela ela hanya dinyalakan obor/pelita di rumah masing-masing dan orang tua dapat mengawasi anak-anaknya untuk tidak berkumpul melakukan aktifitas tradisi malam ela-ela.
"Bahkan, untuk malam takbiran dapat dilakukan di rumah masing-masing tanpa harus berkumpul di suatu tempat yang dapat mengundang orang berkerumunan," katanya.
Begitu pula, pembayaran Zakat Fitrah/Mal dapat dilakukan setiap hari Selama Ramadan mulai hari ini tanpa harus menunggu sampai malam takbiran, setiap rumah wajib disediakan tempat cuci tangan dan bagi yang keluar rumah wajib menggunakan masker.
Di samping itu, setelah pukul 22.00 WIT, dilarang melakukan aktifitas di luar rumah kecuali dalam keadaan mendesak, wajib melaksanakan Social distancing (dilarang bakumpul) ,Physical distancing (jaga jarak).
Festival Ela-Ela adalah ritual tradisi masyarakat Kesultanan Ternate sejak zaman dahulu untuk menyambut malam turunnya lailatul qadar yang diyakini pada malam 27 Ramadhan dengan cara menggelar doa serta membakar obor dan lampion di kedaton kesultanan dan rumah-rumah warga.
Kegiatan yang akan ditampilkan pada Festival Ela-Ela tersebut di antaranya ritual pembakaran obor di Masjid Kesultanan Ternate dan penampilan atraksi budaya serta permainan tradisional bernuansa Islam di kawasan Benteng Oranje.
Selain itu juga laksanakan sejumlah lomba seperti foto terkait semarak ela-ela serta lomba kampung ela-ela yang melibatkan seluruh kelurahan di kota Ternate dengan penilaian dititikberatkan pada semaraknya obor dan lampion serta antusias warga di setiap kelurahan.
Saat ini, dengan bertambahnya dua pasien terkonfirmasi positif COVID-19 ini, maka Kota Ternate memiliki pasien terkonfirmasi positif terbanyak yakni mencapai 55 orang, sembuh enam orang dan meninggal satu orang, sedangkan Kelurahan Akehuda dengan delapan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 atau kelurahan terbanyak di Kota Ternate, sehingga festival tidak dihelat pada 2020..
Sementara itu,Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate dr Muhammad Assagaf menyatakan, berdasarkan hasil analisis dan kajian epidemiologi, Kota Ternate merupakan daerah resiko tinggi penularan karena memiliki pasien positif COVID-19 terbanyak di Malut.
Sejumlah kelurahan di Kota Ternate tiadakan tradisi ela-ela
Selasa, 19 Mei 2020 19:03 WIB