Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD, melihat prospek ekonomi dunia cerah, namun pemulihan dari dampak pandemi kemungkinan akan tetap tidak merata dan bergantung pada efektivitas langkah-langkah kesehatan masyarakat dan dukungan kebijakan.

OECD memproyeksikan ekonomi dunia akan tumbuh 5,8 persen tahun ini dan 4,4 persen tahun depan, naik dari perkiraan awal masing-masing 5,6 persen dan empat persen.

"Program vaksinasi yang efektif di banyak negara berarti prospek ekonomi saat ini lebih menjanjikan dibandingkan kapan pun sejak dimulainya pandemi yang menghancurkan ini," kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria, Senin.

Namun, lanjutnya, jutaan orang di seluruh dunia untuk mendapatkan suntikan masih merupakan prospek panjang sehingga diperlukan upaya untuk menaikkan produksi dan pemerataannya.

Baca juga: BI Perwakilan Maluku dan Pemkot Ambon bentuk TP2DD percepat digitalisasi ekonomi

Menurut laporan itu, prospek tampaknya cerah untuk ekonomi utama, tetapi pada pola kecepatan yang berbeda karena perbedaan antara negara mengenai strategi kesehatan masyarakat, kecepatan peluncuran vaksin, dukungan fiskal dan moneter.

OECD merevisi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada 2021 menjadi 6,9 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,5 persen.

Mengenai prospek kawasan euro, OECD merevisi perkiraan pertumbuhan 2021 naik menjadi 4,3 persen dari 3,9 persen. Hal tersebut juga memprediksi tren kenaikan yang sama untuk tahun depan sebesar 4,4 persen.

Menurut OECD, Produk domestik bruto (PDB) China akan tumbuh 8,5 persen pada 2021 dan 5,8 persen pada 2022.

Baca juga: LIPI: Limbah batu bara bernilai ekonomi tinggi

Tetapi di banyak negara pasar berkembang dengan akses ke vaksin serta ruang lingkup dukungan pemerintah terbatas, pemulihan ekonomi akan moderat, kata OECD.

Kepala Ekonom OECD Laurence Boone mengatakan bahkan jika perkiraan pertumbuhan ekonomi menghijau, pemulihan tetap pada "tahap kritis."

Ia menyarankan produksi dan distribusi vaksinasi yang lebih cepat secara global dan strategi kesehatan masyarakat yang efektif.

"Kerja sama internasional yang lebih kuat diperlukan untuk menyediakan sumber daya bagi negara-negara berpenghasilan rendah- medis dan keuangan-yang dibutuhkan untuk memvaksinasi penduduk mereka. Perdagangan produk perawatan kesehatan harus diizinkan bebas hambatan," katanya.

Baca juga: Sekkot Ambon : Budidaya ikan dalam ember solusi tingkat ekonomi masyarakat

Boone meminta pemerintah untuk menjaga dukungan pendapatan bagi masyarakat dan bisnis, sambil menyesuaikannya dengan kekuatan pemulihan ekonomi dan situasi kesehatan.

Baca juga: BPS: Ekonomi Maluku triwulan IV-2020 alami kontraksi 3,42 persen

Pewarta: Risbiani Fardaniah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021