Sebuah arca kuno peninggalan kerajaan Majapahit menjadi salah satu daya tarik pada pembukaan Pameran Cagar Budaya di Museum Siwalima Ambon, Senin.
Pameran yang berlangsung selama dua hari itu digelar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara, dan bertujuan untuk memperingati Hari Purbakala Nasional ke-108.
Arca tersebut merupakan perwujudan dari
Dewi Parvati, peninggalan era Majapahit yang ditemukan di Ternate pada 1978.
Baca juga: DPRD : Kota Ternate butuh regulasi cagar budaya
Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku, Jean Esther Saiya mengatakan berbeda dengan koleksi lain yang dipamerkan, arca Dewi Parvati baru pertama kalinya dipamerkan sejak ditemukan saat penggalian untuk pengerjaan Bandara Udara Sultan Babullah, Ternate, Provinsi Maluku Utara pada 1978.
Adanya tumbuhan teratai yang menjulur dari dalam pot dan mengapit kaki arca di sisi kanan dan kiri, mengindikasikan bahwa arca tersebut berasal dari masa Majapahit
Dengan tinggi kurang lebih 50 centimeter, arca Parwati bertangan empat mengenakan mahkota Jamakuta tersebut merupakan koleksi Museum Siwalima yang dipamerkan bersama 35 koleksi lainnya dalam Pameran Cagar Budaya oleh yang diselenggarakan oleh BPCB Maluku Utara.
Baca juga: Pemkot Ambon - Kemenhan bahas revitalisasi cagar budaya benteng Victoria
Tampak dalam posisi berdiri (samabhangga) di atas lapik, kedua tangan bagian depan arca Parvati menyatu di depan perut dalam sikap semedi sambil memegang kuncup bunga padma (roset) sebagai lambang pelepasan, sementara tangan tangan kanan belakang memegang aksamala (tasbih) dan tangan kiri belakang memagang camara (pengusir lalat).
Selain mengenakan mahkota, arca perwujudan istri Dewa Siwa itu juga memakai perhiasan lainnya, yakni sepasang anting-anting berhiaskan permata, kalung berhiaskan permata berbentuk segitiga dan kelat bahu di kedua lengannya.
Arca Parvati direstorasi oleh para pakar seni budaya pensiunan dari Museum Siwalima, agar bisa diikutsertakan dalam Pameran Cagar Budaya. Kendati cukup sulit, patung batu berhasil diperbaiki dalam dua hari.
"Baru pertama kali kami pamerkan, sebelumnya hanya disimpan di gudang koleksi karena arcanya saat diserahkan kepada kami sudah dalam kondisi terbelah dua, kemudian direstorasi oleh para purnabakti Museum Siwalima," katanya.
Baca juga: Museum Siwalima Ambon akan buka ruang pameran foto
Baca juga: Museum Siwalima Provinsi Maluku pikat pengunjung lewat kreativitas tradisional
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Pameran yang berlangsung selama dua hari itu digelar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara, dan bertujuan untuk memperingati Hari Purbakala Nasional ke-108.
Arca tersebut merupakan perwujudan dari
Dewi Parvati, peninggalan era Majapahit yang ditemukan di Ternate pada 1978.
Baca juga: DPRD : Kota Ternate butuh regulasi cagar budaya
Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku, Jean Esther Saiya mengatakan berbeda dengan koleksi lain yang dipamerkan, arca Dewi Parvati baru pertama kalinya dipamerkan sejak ditemukan saat penggalian untuk pengerjaan Bandara Udara Sultan Babullah, Ternate, Provinsi Maluku Utara pada 1978.
Adanya tumbuhan teratai yang menjulur dari dalam pot dan mengapit kaki arca di sisi kanan dan kiri, mengindikasikan bahwa arca tersebut berasal dari masa Majapahit
Dengan tinggi kurang lebih 50 centimeter, arca Parwati bertangan empat mengenakan mahkota Jamakuta tersebut merupakan koleksi Museum Siwalima yang dipamerkan bersama 35 koleksi lainnya dalam Pameran Cagar Budaya oleh yang diselenggarakan oleh BPCB Maluku Utara.
Baca juga: Pemkot Ambon - Kemenhan bahas revitalisasi cagar budaya benteng Victoria
Tampak dalam posisi berdiri (samabhangga) di atas lapik, kedua tangan bagian depan arca Parvati menyatu di depan perut dalam sikap semedi sambil memegang kuncup bunga padma (roset) sebagai lambang pelepasan, sementara tangan tangan kanan belakang memegang aksamala (tasbih) dan tangan kiri belakang memagang camara (pengusir lalat).
Selain mengenakan mahkota, arca perwujudan istri Dewa Siwa itu juga memakai perhiasan lainnya, yakni sepasang anting-anting berhiaskan permata, kalung berhiaskan permata berbentuk segitiga dan kelat bahu di kedua lengannya.
Arca Parvati direstorasi oleh para pakar seni budaya pensiunan dari Museum Siwalima, agar bisa diikutsertakan dalam Pameran Cagar Budaya. Kendati cukup sulit, patung batu berhasil diperbaiki dalam dua hari.
"Baru pertama kali kami pamerkan, sebelumnya hanya disimpan di gudang koleksi karena arcanya saat diserahkan kepada kami sudah dalam kondisi terbelah dua, kemudian direstorasi oleh para purnabakti Museum Siwalima," katanya.
Baca juga: Museum Siwalima Ambon akan buka ruang pameran foto
Baca juga: Museum Siwalima Provinsi Maluku pikat pengunjung lewat kreativitas tradisional
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021