Langgur, Maluku Tenggara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) bersama PT PLN (Persero) menjelang akhir tahun 2021 berhasil melistriki empat desa plus satu dusun di Kecamatan Kei Besar Utara Timur dengan program Listrik Desa atau "Lissa" di daerah terluar Provinsi Maluku itu.
"Kita hadir untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, walau pun di sana-sini masih terdapat kekurangan, karena ada juga yang belum menikmati listrik, tetapi itu tidak mengurangi semangat kita," kata Bupati Malra, M. Thaher Hanubun saat peresmian penyalaan listrik di empat desa dan satu dusun tersebut, di Desa Banda Eli, Sabtu.
Keempat desa (Ohoi) dan satu dusun yang mulai menikmati listrik dari PT PLN tersebut antara lain Ohoi Banda Eli Suku 30, Banda Eli, Ohoi Tuburlay, Ohoi Fanwaf dan Dusun Banda Eli Suku 80. Peresmian penyalaan "Lissa" bagi Ohoi-Ohoi tersebut dilakukan oleh Bupati Malra, M Thaher Hanubun, dan Manager PT PLN (Persero) UP3 Tual, Alex Manuhuwa.
Thaher menyatakan, Malra menjadi daerah di Indonesia yang paling banyak merealisasikan program "Lissa" masuk ke desa-desa. Menurut dia, hal itu berkat kerja sama dan sinergi Pemda bersama pihak PT PLN untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Karena itu, ia mengatakan yang dibutuhkan kini adalah dukungan masyarakat untuk melangkah bersama karena tidak mungkin Pemkab Malra jalan sendiri dalam proses pembangunan.
"Saya ingin semua masyarakat Malra menikmati listrik lebih khusus di wilayah ini, karena masyarakat selama ini sangat merindukannya, begitu pula jalan maupun telekomunikasi serta lainnya," ujar Thaher.
Hanya yang perlu menjadi catatan, lanjutnya, ketika pemerintah dengan dukungan semua pemangku kebijakan melakukan pembangunan masih ada kesulitan di Malra yang menghambat. Ia mencontohkan seperti pemasangan tanda larangan (sasi) terhadap pekerjaan. "Ini menjadi perhatian kita bersama, karena kepentingan masyarakat banyak lebih penting dari pada kepentingan pribadi kita," ujarnya.
Selain itu, kendala lainnya yakni, biaya penyambungan ke rumah-rumah warga masih terkendala anggaran. Oleh karena itu, pihak Ohoi dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Ohoi (BUMO) untuk dapat membebaskan biayanya, sehingga jangan lagi masyarakat dibebankan.
"Khusus untuk rumah ibadah baik itu Masjid atau Gereja di wilayah ini, itu menjadi tanggung jawab saya." tandas Thaher.
Sedangkan, Manager PT PLN (Persero) UP3 Tual Alex Manuhuwa menjelaskan, penyalaan Lissa ini merupakan tahap ketiga dari rangkaian penyalaan di Kecamatan Kei Besar Utara Timur.
Sehingga terhitung sejak Mei 2020 hingga Desember 2021 ini sebanyak 38 desa di pulau Kei Besar, dengan jumlah rumah yang telah terlistriki sebanyak 2.184 unit.
Tentunya dalam upaya melistriki basaudara (saudara) di desa-desa yang selama in belum menikmati listrik, PLN membutuhkan dukungan dari semua pihak dalam hal ini Pemkab dan masyarakat Malra.
Untuk melistriki empat Ohoi ini, PLN telah membangun infrastruktur kelistrikan, diantaranya Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 3.34 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,3 kms dan Gardu Distribusi sebanyak 3 unit.
Terkait progres, Alex merinci, penyambungan pelanggan sampai dengan saat ini, untuk Dusun Banda Suku 80 sebanyak 48 rumah, Ohoi Banda Suku 30 sebanyak 44 rumah, Ohoi Banda Eli sebanyak 44 rumah, Ohoi Tuburlay sebanyak 54 rumah, serta Ohoi Fanwaf sebanyak 32 pelanggan sedang dalam proses penyambungan.
Tentunya, semua rumah pada empat Ohoi dan satu dusun, dan juga desa-desa berikutnya sampai desa Ur Kei Besar Utara Timur akan dinyalakan secara bertahap setelah penyelesaian semua administrasi.
"Semoga penyalaan listrik ini dapat meningkatkan taraf hidup, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Malra, khususnya masyarakat di Kecamatan Kei Besar Utara Timur." ujar Alex.