New York (Antara Maluku) - Lembaga kemanusiaan PBB, Jumat (23/8), menyatakan konflik yang berkecamuk di Suriah telah mencapai "tonggak sejarah memalukan" dimana satu juta anak dipaksa meninggalkan negeri mereka, kata juru bicara PBB kepada wartawan.
"Sementara krisis Suriah memasuki tahun ketiga, jumlah anak yang dipaksa menyelamatkan diri dari negeri mereka sebagai pengungsi sekarang telah mencapai satu juta, demikian pernyataan Dana Anak PBB (UNICEF) dan Sekretariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Jumat," kata Eduardo del Buey, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dalam taklimat harian.
"Anthony Lake, Direktur Pelaksana UNICEF, mengatakan kita mesti berhenti dan bertanya kepada diri kita bagaimana, dengan seluruh hati nurani, kita dapat terus gagal melindungi anak-anak Suriah," kata del Buey.
Lake juga mengatakan meskipun organisasi kemanusiaan berusaha meringankan penderitaan orang yang terpengaruh oleh krisis tersebut, "tonggak sejarah memalukan" mencerminkan kegagalan masyarakat internasional untuk menanggapi kebutuhan anak-anak Suriah.
"Pada gilirannya, Antonio Guterres, Komsaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi, mengatakan apa yang dipertaruhkan tak kurang dari kelangsungan hidup dan kesejahteraan generasi tak bersalah," kata del Buey sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang idpnatau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Menurut wakil juru bicara PBB itu, kedua badan PBB tersebut menyatakan anak-anak berjumlah separuh dari seluruh pengungsi akibat konflik Suriah.
Di dalam Suriah, sebanyak 7.000 anak dilaporkan telah tewas selama konflik tersebut, dan UNHCR serta UNICEF memperkirakan lebih dari dua juta anak telah menjadi pengungsi di dalam negeri mereka. (Xinhua-OANA)
PBB: Satu Juta Anak Terusir dari Sudan
Sabtu, 24 Agustus 2013 7:23 WIB