Malra (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) pada sektor perikanan dan pengembangan budidaya rumput laut.
Melalui siaran pers yang diterima di Ambon, Senin penandatanganan kesepakatan berlangsung di Gedung Mina Bahari 4 KKP oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, bersama Penjabat (Pj) Bupati Malra Jasmono, pada Senin, 2 September 2024.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu mengatakan, Presiden Joko Widodo memilih Maluku Tenggara sebagai salah satu kawasan percontohan atau modeling terutama di kawasan Indonesia Timur karena merupakan salah satu daerah potensial pengembangan budidaya rumput laut.
Data Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Malra memiliki luas lahan potensial budidaya rumput laut sebesar 8,6 ribu hektare, dengan jumlah pembudidaya sebanyak 2,2 ribu orang.
"Akan tetapi, kawasan potensi budidaya rumput laut yang baru termanfaatkan sekitar 9,7 persen saja,"ujar Haeru Rahayu.
KKP hadir melalui program modeling budidaya rumput laut untuk mendorong geliat budidaya rumput laut di Malra.
Menurutnya, rumput laut terbaik di dunia itu salah satunya berasal dari Provinsi Maluku yang berasal dari Kabupaten Maluku Tenggara.
"Musim tanamnya dari Maret hingga Oktober. Artinya Maluku Tenggara memang cocok untuk dikembangkan budidaya rumput laut,” kata dia.
Melalui budidaya rumput laut dapat meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat dan untuk menunjang perekonomian kawasan pesisir sama seperti pembangunan modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao,
"Masyarakat pesisir Maluku Tenggara banyak yang menopang hidupnya dari hasil budidaya rumput laut,"tambahnya.
Dirjen menjelaskan lewat modeling budidaya rumput laut di Maluku Tenggara, juga akan dibangun Unit Produksi Bibit Rumput Laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut.
Sejalan dengan itu Penjabat Bupati Maluku Tenggara Jasmono, mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono atas perhatiannya kepada Maluku Tenggara yang dipercaya dan dipilih untuk mengembangkan program modeling budidaya rumput laut.
"Penetapan Maluku Tenggara sebagai lokasi modeling budidaya rumput laut memberikan peluang pelaksanaan pembangunan perikanan berbasis ekonomi biru, yaitu pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor dengan komoditas unggulan rumput lau," ujar Jasmono.
Jasmono mengatakan, melalui modeling budidaya rumput laut berbasis kawasan ini, nantinya akan menjadikan masyarakat pesisir menjadi produktif.
"Maluku Tenggara sangat mendukung program modeling budidaya rumput laut yang ramah lingkungan,"katanya.
Ia juga memaparkan kesiapan pendukung lainnya yakni, penyiapan kebijakan dan regulasi daerah, menyiapkan baseline data guna mengukur dampak terhadap peningkatan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan di Malra, penyiapan infrastruktur dasar penunjang industri, dan penyiapan SDM.
Kesepakatan ini menandai komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jasmono mengungkapkan harapannya, agar proyek pengembangan budidaya rumput laut berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Malra.
“Ini adalah upaya yang tidak ternilai dan kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang,”tandasnya. (DS).