Ternate (ANTARA) - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Malut pada Desember 2024 mengalami kontraksi sebesar 8,57 persen secara yoy atau sebesar Rp574,49 miliar.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata di Ternate, Jumat, mengatakan untuk penyaluran KUR, Kabupaten Halmahera Utara melakukan penyaluran KUR terbesar dibanding kabupaten/kota lainnya.
Sedangkan untuk perkembangan penyaluran UMi, Maluku Utara telah menyalurkan sebesar Rp3.713,48 juta pada 729 debitur pada bulan Desember 2024. Dibandingkan tahun sebelumnya, penyaluran UMi mengalami pertumbuhan sebesar 11,12 persen.
Untuk penyaluran UMi di luar wilayah Ternate hanya di-handle oleh sektor pegadaian.
"Secara geografis, Maluku Utara memiliki potensi peningkatan produksi rumput laut dengan wilayah kepulauan dan lautan yang luas dan tenang," ujarnya.
Untuk itu, berdasarkan data BPS, produksi rumput laut di Malut cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 2019 hingga 2023, dimana Maluku Utara menduduki posisi ke-10 se-Indonesia.
Apalagi, Malut dengan potensi yang dimiliki, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana memperluas proyek percontohan (modelling) hilirisasi rumput laut ke daerah Maluku Utara, yang sebelumnya telah dilaksanakan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Tunas mengatakan, ada beberapa produk olahan dari rumput laut adalah bahan campuran untuk membuat obat, kosmetik, cat, pupuk, dan dental gigi.
Di samping itu, rumput laut juga dapat diolah sebagai makanan seperti agar-agar, tempura rumput laut (gimmari), keripik rumput laut (nori), dan sup rumput laut (miyeokguk).
"Melihat permintaan rumput laut yang terus meningkat, Maluku Utara memiliki potensi untuk lebih mengembangkan produk rumput laut agar dapat bersaing secara global. Beberapa negara tujuan ekspor rumput laut adalah Tiongkok, Uni Eropa, Amerika, Jepang, dan Rusia," ujarnya.