Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda wilayah Provinsi Maluku Utara pada periode 5 hingga 11 Juni 2025.
"BMKG mencatat adanya pola belokan dan pertemuan massa udara di sekitar wilayah Maluku Utara serta aktifnya gelombang ekuatorial Rossby. Kondisi atmosfer ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan yang signifikan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin, Kamis.
Sakimin menjelaskan bahwa secara umum cuaca di Maluku Utara selama periode tersebut diprakirakan berawan hingga hujan ringan, dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang bersifat fluktuatif dan dapat terjadi pada pagi, siang/sore, malam, hingga dini hari.
Dia merinci, untuk tanggal 5–6 Juni 2025 hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Halmahera Selatan.
Begitu pula pada 7–8 Juni 2025, hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan melanda sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu, dan Kabupaten Kepulauan Sula.
Pada 9–11 Juni 2025, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat kembali dapat terjadi di sebagian besar wilayah yang sama, dengan tambahan Kota Tidore Kepulauan dan sekitarnya.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap dampak turunan dari hujan lebat dan angin kencang, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan gangguan lalu lintas.
Khusus kepada BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, serta Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara, BMKG mengingatkan agar segera mengambil langkah-langkah pengamanan di zona rawan bencana. Langkah preventif seperti memastikan kesiapan infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air sangat penting dalam mengantisipasi lonjakan curah hujan.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing dan berpartisipasi dalam upaya mitigasi, seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan memperkuat semangat gotong royong.
BMKG mengingatkan agar seluruh pihak senantiasa mengikuti informasi resmi cuaca dari Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate guna meningkatkan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Malut.