Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Belanda telah sepakat untuk memperkuat kemitraan ekonomi dengan fokus pada sektor pertanian, infrastruktur maritim, dan pengelolaan air.
Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri Belanda Michiel Sweers dan delegasi bisnisnya di Jakarta, Senin, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya kerja sama tersebut tidak hanya untuk meningkatkan perdagangan kedua negara, tetapi juga memfasilitasi akses Indonesia ke pasar Eropa secara lebih efektif.
Ia menyebut sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia sangat membutuhkan pengembangan infrastruktur maritim substansial yang mencakup pembangunan pelabuhan modern, sistem logistik yang efisien, dan fasilitas maritim canggih guna mendukung kelancaran perdagangan, peningkatan keamanan navigasi, serta mendorong pembangunan berkelanjutan.
“Berinvestasi dalam infrastruktur maritim sangat penting untuk membuka potensi terbaik negara ini, meningkatkan daya saing industrinya, dan mendorong pembangunan regional,” katanya.
Selanjutnya, Dyah Roro menyoroti bahwa pengelolaan air adalah isu krusial bagi Indonesia, terutama mengingat perubahan iklim dan meningkatnya kebutuhan air untuk masyarakat serta industri. Ia melihat Belanda sebagai mitra ideal karena pengalaman luasnya dalam teknologi pengelolaan air.
Lebih lanjut, Dyah Roro menekankan pentingnya kemitraan dalam mengembangkan teknologi pertanian yang efisien dan berkelanjutan sebagai prioritas utama.
Menurutnya, keunggulan Belanda di bidang pertanian presisi dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas produk pertanian Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan fokus Presiden Prabowo Subianto dalam ketahanan pangan, yang dianggap krusial untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
“Oleh karena itu, saya mengundang delegasi ekonomi Belanda untuk bekerja sama dengan kami dalam mengembangkan kerja sama ekonomi yang lebih erat dan saling menguntungkan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan kembali upaya percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA), yang ditargetkan rampung pada 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Michiel Sweers menegaskan kembali dukungan Belanda terhadap ambisi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam empat tahun dan menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045.
Sweers menambahkan bahwa hampir 100 perusahaan Belanda saat ini berada di Indonesia untuk mencari peluang kerja sama yang lebih luas.
Terkait kemitraan ini, Sweers menjelaskan bahwa tim pertanian Belanda akan mengunjungi Purwakarta untuk pengembangan benih dan Sumatera Utara untuk sektor hortikultura.
Sementara itu, ahli air dari Belanda akan bertolak ke Semarang, Jawa Tengah, guna menyesuaikan keahlian mereka dengan kebutuhan lokal.
Selain itu, perusahaan maritim akan menuju Makassar untuk mengeksplorasi pengembangan pelabuhan serta peran strategis Sulawesi Selatan sebagai pusat regional.
Belanda merupakan investor Eropa terbesar di Indonesia dan menempati peringkat kedelapan secara global.
Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara kedua negara menunjukkan tren pertumbuhan positif sebesar 6,36 persen. Pada tahun 2024, total perdagangan kedua negara mencapai 5,7 miliar dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia-Belanda perkuat kemitraan sektor pertanian, maritim, dan air