Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan program Sekolah Rakyat tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem di perkotaan, tetapi juga dirancang untuk menjangkau anak-anak dari komunitas adat terpencil (KAT).
“Ya, seperti Suku Anak Dalam di Jambi atau daerah lainnya. Insya Allah itu sudah masuk dalam agenda,” kata Saifullah setelah membuka retret tahap kedua Kepala Sekolah Rakyat di Gedung Pusdiklat Kesos Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu.
Saifullah menjelaskan tahap pertama Sekolah Rakyat masih difokuskan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera yang tercatat dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), khususnya kelompok DSIL 1 dan DSIL 2 sebagai kategori termiskin.
Namun demikian, kata dia, pemerintah telah menemukan potensi dan keinginan di beberapa daerah untuk mendirikan Sekolah Rakyat yang mengakomodasi kearifan lokal khusus bagi komunitas adat terpencil.
“Ini salah satu bentuk afirmasi agar pendidikan bisa menjangkau lebih luas, termasuk anak-anak dari KAT,” ujarnya.
Saifullah menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat disiapkan sebagai kebijakan afirmatif untuk memberikan akses pendidikan berkualitas secara gratis, lengkap dengan asrama, makan, dan pembinaan karakter.
“Target utamanya tetap anak-anak yang paling membutuhkan, tapi kita juga membuka peluang bagi wilayah dengan kearifan lokal, agar anak-anak dari komunitas adat terpencil tidak tertinggal,” tuturnya.
Program Sekolah Rakyat tahap pertama sendiri ditargetkan mulai berjalan pada tahun ajaran baru 2025/2026, yakni 14 Juli 2025 dengan pembelajaran berasrama yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos sebut Sekolah Rakyat juga sasar anak komunitas adat terpencil