Ambon, 4/5 (Antara Maluku) - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono selaku Penanggung Jawab Operasional program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-98 tahun 2017 menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah daerah karena kegiatan itu terselenggara dengan aman dan lancar.
"Saya menyampaikan penghargaan kepada para gubernur, bupati, wali kota, kantor kementerian terkait dan semua pihak serta seluruh komponen masyarakat yang telah bahu membahu dan mendukung, sehingga kegiatan TMMD ke 98 ini dapat terselenggara sesuai rencana," kata Jenderal Mulyono.
Ia menyatakan itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI Tri Soewandono, pada Upacara Penutupan TMMD, di Kota Ambon, Kamis.
Kasad mengungkapkan, program TMMD dimulai sejak tahun 1980-an dengan sebutan program ABRI Masuk Desa (AMD). Namun, setelah melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan, program itu terus diselenggarakan secara intensif dengan lingkup kerja sama yang semakin luas dengan kementerian-kementerian terkait.
Program TMMD dilakukan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara lebih nyata dan tepat sasaran.
"Saya juga perlu sampaikan bahwa mulai tahun 2017 ini program TMMD yang semula diselenggarakan dua kali setahun ditambah menjadi tiga kali setahun," katanya.
Program TMMD merupakan bentuk kepedulian TNI dalam membantu akselerasi (percepatan) pembangunan di wilayah-wilayah yang sulit terjangkau, juga sebagai salah satu upaya melestarikan budaya luhur Bangsa Indonesia yang menjadi makna inti dari Pancasila yakni gotong royong.
"Melalui pelestarian budaya gotong royong dan kemanunggulan TNI-Rakyat dalam program TMMD ini, diharapkan kita dapat semakin membentengi diri dari potensi disintegrasi yang dipicu oleh sentimen perbedaan dan sikap intoleransi," katanya.
Menurut Kasad, program TMMD ke 98 tahun 2017 secara nasional telah menyelesaikan 357 sasaran fisik berupa pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang tersebar di berbagai wilayah Kodam di seluruh Indonesia.
Kegiatannya mencakup antara lain pembangunan sarana transportasi berupa pembangunan jalan baru, pembuatan jalan makadam, rabat jalan, betonisasi jalan, penimbunan, pelebaran dan pengerasan jalan.
Di samping itu, juga dilaksanakan pembangunan infrastruktur lain meliputi pembuatan jembatan, tanggul, pemasangan gorong-gorong, pembangunan gapura, pembuatan Poskamling, pembuatan sarana olah raga, renovasi rumah ibadah dan rumah tidak layak huni, sekolah, sarana sanitasi, dan pusat kegiatan masyarakat.
Selain pembangunan fisik, TMMD juga menyelenggarakan pembangunan non fisik berupa penyuluhan kepada masyarakat tentang Bela Negara dan Ketahanan Nasional.
"Di tengah dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan yang diwarnai berbagai permasalahan sangat kompleks seperti sekarang ini, kegiatan non fisik sangat dibutuhkan untuk membangun dan memperkokoh jiwa dan semangat nasionalisme masyarakat," katanya.
Program TMMD juga merupakan sebuah kebutuhan untuk menangkal berbagai ancaman disintegrasi bangsa yang dilancarkan melalui "Proxy War" berupa maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba, ancaman terorisme, aksi kriminalitas, kebangkitan komunisme gaya baru, serta perang informasi yang melanda hampir ke seluruh penjuru dunia.
Karena itu, TMMD dapat dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah melalui TNI AD untuk membangun dan memperkuat ketahanan masyarakat, sebagai potensi kekuatan wilayah yang sangat diperlukan dalam membangun Ketahanan Nasional untuk menjaga tetap tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Jenderal Mulyono juga menyampaikan permohonan maaf, apabila selama pelaksanan kegiatan TMMD ada tutur kata dan tingkah laku prajurit di lapangan yang tidak berkenan di hati masyarakat, baik sengaja maupun tidak sengaja.
"Saya selaku penanggungjawab operasional TMMD menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat, semoga program TMMD bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat," katanya.