Ambon (ANTARA) - Komunitas Mollucass Coastal Care (MCC) atau kalesang Pesisir Maluku mengedukasi generasi muda akan bahaya sampah di teluk Ambon.
Ketua komunitas MCC Theria Salhuteru menyatakan, teluk Ambon saat ini tidak dalam kondisi yang baik karena pencemaran terjadi dimana-mana, sedimentasi, penebangan hutan mangrove serta tumpukan sampah di lima sungai terbesar.
"Lima sungai besar di Ambon merupakan penyumbang sampah terbanyak di teluk Ambon, dan itu membuat teluk Ambon seperti tempat sampah," katanya di Ambon, Selasa.
Dikatakannya, edukasi yang dilakukan pihaknya dilakukan melalui pameran di festival teluk Ambon yang menampilkan berbagai kreasi yang menggambarkan kondisi sampah di teluk Ambon.
Edukasi yang dilakukan pihaknya mengambil botol dan penutup dari plastik dari masyarakat, dan membuat kreasi ikan tuna yang di dalamnya ada tumpukan sampah berupa penutup galon dan botol plastik.
"Ini merupakan bentuk edukasi bagi masyarakat, jika kita terus membuang sampah ke laut, maka ikan dan biota laut lainnya akan habis dimakan sampah," ujarnya.
Theria menjelaskan, sosialisasi dilakukan bagi generasi muda di Ambon, agar tahu apa itu ekosistem dan bahaya sampah, karena saat ini generasi muda mulai lupa apa itu mangrove, terumbu karang maupun lamun.
"Jika tidak dimulai dari sekarang maka generasi muda di Maluku khususnya kota Ambon tidak tahu tentang ekosistem yang penting di pesisir teluk Ambon," tandasnya.
Selain itu juga ditampilkan foto bawah laut teluk Ambon dan sekitarnya, berupa foto mengangkat sampah di pantai negeri Laha, serta lukisan yang dibuat oleh kanvas alifuru yakni ombak bersama penutup botol.
Seluruh upaya ini dilakukan untuk memperkenalkan pariwisata Maluku melalui festival teluk Ambon.
"Jika ada sampah otomatis akan mengganggu pariwisata, kedepan kita berharap di festival teluk Ambon tahun 2020, lebih fokus untuk penyelamatan teluk," tandasnya.
MCC lanjutnya juga telah menyampaikan harapan kepada Pemerintah provinsi dan kota Ambon untuk membuat pintu air di lima sungai besar di Ambon.
"Puntu air dibuat agar sampah akan terjerat dan tidak langsung masuk ke teluk. Yang terpenting masyarakat harus terus diedukasi melalui sosialisasi disertai pengawasan agar tidak membuang sampah ke sungai dan laut," ujarnya.