AMO programkan dua desa musik di Ambon
Kamis, 23 Januari 2020 17:49 WIB
Ambon (ANTARA) -
Ambon Musik Office (AMO) memprogramkan desa Tuni dan Amahusu menjadi desa musik di kota Ambon.
"Kami pada 2020 ini mulai dengan program desa musik yang diawali dengan Tuni dan Amahusu, selanjutnya diikuti desa lainnya di kota Ambon," kata Direktur AMO, Ronny Loppies, Kamis.
Dua desa ini katanya, menjadi program awal AMO dan Pemkot Ambon karena aktifitas bermusik dimulai dari anak-anak.
Desa Tuni kata Ronny, upaya pelestarian musik tradisional yakni suling bambu telah dilakukan sejak lama bahkan siap menjadi destinasi pariwisata berbasis musik di Ambon.
"Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) bersama masyarakat menjadikan desa Tuni sebagai destinasi wisata berbasis musik," katanya.
Sedangkan desa Amahusu juga telah memulai aktifitas bermusik yang dimulai dari anak-anak dengan alat musik ukulele.
"Setelah Unesco menetapkan Ambon sebagai Kota Kreatif berbasis Musik, maka berbagai upaya untuk menggairahkan musik harus dimulai dari desa, negeri dan kelurahan di Ambon. Kita pada 2020 mulai dari Tuni dan Amahusu," ujarnya.
Ia menjelaskan, pada 2020 setidaknya ada lima skala prioritas penting mewujudkan Ambon kota musik dunia yakni industri musik, infrastruktur musik, musisi dan komunitas, nilai sosial dan budaya, serta pendidikan musik.
Lima skala prioritas tersebut katanya, merupakan upaya pembangunan dan pengembangan menuju satu ikon yakni "music tourism" Ambon Unesco city of music.
Desa musik ini dimulai dengan penyiapan ruang kreatif bermusik, infrastruktur musik sebagi upaya masyarakat berkreasi dan meningkatkan perekonomian.
"Di desa Tuni MBO telah mulai menciptakan ruang kreatif melalui pegelaran musik tradisonal, di Amahusu Amboina Ukulele kids juga telah melakukan berbagai kegiatan, kita berharap upaya ini dapat diikuti desa lainnya di Ambon," kata Ronny.
Ambon Musik Office (AMO) memprogramkan desa Tuni dan Amahusu menjadi desa musik di kota Ambon.
"Kami pada 2020 ini mulai dengan program desa musik yang diawali dengan Tuni dan Amahusu, selanjutnya diikuti desa lainnya di kota Ambon," kata Direktur AMO, Ronny Loppies, Kamis.
Dua desa ini katanya, menjadi program awal AMO dan Pemkot Ambon karena aktifitas bermusik dimulai dari anak-anak.
Desa Tuni kata Ronny, upaya pelestarian musik tradisional yakni suling bambu telah dilakukan sejak lama bahkan siap menjadi destinasi pariwisata berbasis musik di Ambon.
"Molucca Bamboowind Orchestra (MBO) bersama masyarakat menjadikan desa Tuni sebagai destinasi wisata berbasis musik," katanya.
Sedangkan desa Amahusu juga telah memulai aktifitas bermusik yang dimulai dari anak-anak dengan alat musik ukulele.
"Setelah Unesco menetapkan Ambon sebagai Kota Kreatif berbasis Musik, maka berbagai upaya untuk menggairahkan musik harus dimulai dari desa, negeri dan kelurahan di Ambon. Kita pada 2020 mulai dari Tuni dan Amahusu," ujarnya.
Ia menjelaskan, pada 2020 setidaknya ada lima skala prioritas penting mewujudkan Ambon kota musik dunia yakni industri musik, infrastruktur musik, musisi dan komunitas, nilai sosial dan budaya, serta pendidikan musik.
Lima skala prioritas tersebut katanya, merupakan upaya pembangunan dan pengembangan menuju satu ikon yakni "music tourism" Ambon Unesco city of music.
Desa musik ini dimulai dengan penyiapan ruang kreatif bermusik, infrastruktur musik sebagi upaya masyarakat berkreasi dan meningkatkan perekonomian.
"Di desa Tuni MBO telah mulai menciptakan ruang kreatif melalui pegelaran musik tradisonal, di Amahusu Amboina Ukulele kids juga telah melakukan berbagai kegiatan, kita berharap upaya ini dapat diikuti desa lainnya di Ambon," kata Ronny.